BREAKING NEWS

Sunday, September 9, 2018

7 destinasi wisata menarik di Flores, Nusa Tenggara Timur, Indonesia




1. PULAU KOMODO


Seperti namanya, Pulau Komodo merupakan habitat asli hewan komodo yang terletak di Kepulauan Nusa Tenggara, tepatnya sebelah timur Pulau Sumbawa yang dipisahkan oleh Selat Sape. Pulau ini berada di ujung paling barat Provinsi Nusa Tenggara Timur, berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pulau ini juga masuk dalam kawasan Taman Nasional Komodo yang dikelola oleh Pemerintah Pusat.
Setidaknya pada tahun 2009 terdapat 1.300 ekor komodo yang berkembang biak dengan baik di pulau ini. Bahkan, ditambah dengan pulau lain, yakni Pulau Rinca dan Gili Motang, populasinya mencapai 2.500 ekor. Malah ada pula sekitar 100 ekor komodo di Cagar Alam Wae Wuul di daratan Pulau Flores tapi tidak termasuk wilayah Taman Nasional Komodo. Selain komodo, pulau ini juga menyimpan eksotisme flora yang beragam kayu sepang digunakan sebagai obat dan bahan pewarna pakaian. Pohon nitak ini atau Sterculia oblongata diyakini berguna sebagai obat dan bijinya gurih seperti kacang polong. Pada tahun 1986, UNESCO menetapkan Pulau Komodo dan pulau-pulau lain di kawasan Taman Nasional Komodo (Pulau Rinca, Pulau Padar dan Gili Motang) sebagai situs warisan dunia karena keberadaan komodo hanya bisa ditemui di kawasan ini. Habitat dari hewan yang terancam punah ini adalah alam terbuka dengan padang rumput, pantai berpasir putih dan hutan hujan tropis. Pulau Komodo juga pernah meraih penghargaan sebagai New Seven Wonders of Nature yang merupakan penghargaan untuk tujuh tempat wisata alam terbaik di dunia. Penentuan pemenang diperoleh dari hasil voting dan penelitian para ahli. 


Pulau Komodo berhasil meraih voting tertinggi bersama enam tempat wisata lainnya, yaitu Air Terjun Iguazu, Hutan Amazon, Sungai Bawah Tanah Puerto Princesa, Teluk Halong, Pulau Jeju dan Table Mo.

Tiket Masuk : Rp. 60.000
Alamat        : Pulau Komodo adalah sebuah pulau yang terletak di Kepulauan Nusa Tenggara. Pulau Komodo dikenal sebagai habitat asli hewan komodo. Pulau ini juga merupakan kawasan Taman Nasional Komodo yang dikelola oleh Pemerintah Pusat.


 2. DANAU KELIMUTU

Danau Tiga Warna atau Danau Kelimutu adalah danau yang pernah menjadi gambar di selembaran uang lima ribu rupiah edisi zaman dulu. Saya pun sewaktu kecil hanya tahu dan melihat gambarnya ketika melihat dari lembaran uang ini. Siapa sangka pada usia 25 tahun, saya secara nyata melihat langsung pesonanya. Berbekal selembar kertas yang isinya penugasan menjadi salah satu pendidik di Kabupaten Ende NTT, saya hijrah dari Semarang menuju tanah Flores. Genap seminggu di perantauan, saya mulai mencari informasi di sosial media serta pendapat masyarakat di sana tentang Danau Kelimutu. Tempat yang hanya saya lihat di gambar dan tak pernah terbayang bisa berkunjung ke sini sebelumnya. Dengan menggunakan truk kayu dengan bak terbuka, saya menempuh perjalanan kurang lebih 2,5 jam dari pusat kota Ende. 


Selama perjalanan, jarang saya temukan jalan yang lurus dan datar. Ternyata, Danau Kelimutu jauh lebih indah dari apa yang saya lihat di gambar;.


Tiket Masuk : Rp. 3.000
Alamat     : Desa Pemo Kecamatan Kelimutu Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur. 


3. PANTAI PINK


Pantai ini sesuai dengan namanya “Pink Beach” yaitu pantai yang berwarna merah muda. Pantai Pink Beach merupakan pantai yang unik yang memiliki pasir yang berwarna merah muda nan indah.  Pantai “Pink Beach” atau pantai merah muda terletak dalam Kawasan Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur. Pink Beach atau Pantai Merah adalah satu dari 7 saja pantai berpasir merah muda yang ada di dunia. Adapun pantai merah muda hanya terdapat di adalah Pink Beach di Harbor Island, Bahamas; Bermuda; Santa Cruz Island, Filipina;  Sardinia, Itali; Bonaire, Dutch Caribbean Island; dan di Balos Lagoon, Crete, Yunani. Betapa kaya dan cantik alam Indonesia; satu di antara tujuh pantai berpasir merah muda dapat ditemukan di negeri ini. Kawasan Taman Nasional Komodo selain merupakan lokasi pantai Merah Muda (pink beach), juga tempat perlindungan makhluk raksasa dan  purba yang hanya terdapat di Indonesia yaitu Komodo. Taman Nasional Komodo sudah dinobatkan menjadi salah satu keajaiban dunia. Selain kondisi pantainya yang unik dan indah, kehidupan bawah laut di Pink Beach juga menyimpan keindahan dan kekayaan yang menarik untuk diselami. Taman bawah laut Pink Beach adalah istana bagi beragam jenis ikan, ratusan jenis batu karang, dan berbagai jenis biota laut lainnya. Oleh karenanya, snorkeling atau diving adalah aktivitas yang tidak boleh dilewatkan. Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti dari mana asal muasal warna pasir merah muda yang cantik ini. Beberapa berpendapat bahwa warna pink berasal dari pecahan karang berwarna merah yang sudah mati dan memang banyak ditemukan di pantai ini. 


Pendapat lain menyebutkan warna pink pada pasir Pink Beach adalah karena adanya hewan mikroskopik bernama foraminifera yang memproduksi warna merah atau pink terang pada terumbu karang.

Tiket Masuk : Rp. 5.000
Alamat       : Taman Nasional Komodo, Kecamatan Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur.


4. DANAU SANO NGGOANG

Wisata alam memang tidak ada matinya, selalu menawarkan hal baru yang tidak akan kita temui pada setiap destinasinya. Seperti danau yang satu ini, Danau Sano Nggoang, Nusa Tenggara Timur. Terletak di Kabupaten Manggarai Barat, danau vulkanik ini menjadi danau terbesar se-NTT. Letaknya yang berada di ujung barat Pulau Flores membuat Anda yang ingin berlibur ke sini bisa membuat paket wisata sendiri bersama destinasi wisata lainnya, seperti Taman Nasional Komodo, Air terjun Cunca Rami, Cunca Wulang, dan masih banyak lagi. Akses menuju ke danau ini masih relatif sulit, satu-satunya akses dari Kota Abuan Bajo menuju danau ini adalah jalur darat. Berangkat dari Labuan Bajo memakan waktu perjalanan sekitar 3-4 jam. Bukan jaraknya yang jauh tapi keadaan jalannya yang rusak parah membuat waktu tempuh menjadi lebih lama, sekarang jalur tranportasi menuju Danau Sano Nggoang sedang dalam tahap pembangunan. Pintu masuk bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan Danau Sano Nggoang adalah Desa Wae Sano, tepatnya dusun Nunang. Dusun Nunang sudah terdapat home stay milik masyarakat yang tepat berada di tepi danau. Perjalanan yang berteman jalan rusak parah akan membuat Anda bosan jika benar-benar tidak menikmati perjalanan. Obat utama yang mampu mengusir kebosananan perjalanan adalah pemandangan alam yang masih amat alami dan indah dengan perumahan-perumahan masyarakat khas Manggarai. Sepanjang jalan kita akan menemui hutan kemiri, bambu, dan masyarakat desa yang sangat ramah. Sampai di pertigaan menuju Kampung Nunang, semua letih dan kebosanan perjaanan akan terobati dan hilang seketika. Dari atas bukit pertigaan jalan menuju Dusun Nunang, Anda akan disuguhkan hamparan danau yang hijau dengan hutan yang sangat asri. Jalan menuju Dusun Nunang melewati pinggiran danau, jika begini pasti sudah tidak sabar ingin cepat sampai di Nunang. Di pinggiran danau Anda akan sangat mudah memandang ke danau, melihat gerombolan itik hutan yang setiap hari mandi di danau. Hutan yang sangat alami menambah kenyamanan perjalanan, tidak ada kebisingan atau calo-calo yang akan mengganggu kenyamanan Anda berwisata di destinasi wisata ini. Sampai di Nunang, setiap wisatawan akan disambut dengan keramahan masyarakatnya, upacara adat "kapu" khas manggarai yang digunakan untuk penyambutan tamu. Kultur budaya masyarakat Nunang sangat kental, setiap pengunjung akan diterima di kampung Nunang apabila telah selesai diterima dengan ritual adat kapu.


Nunang sendiri adalah ibu kota Desa Wae Sano, sudah ada tourism information di kampung ini, peta wisata, dan guide terlatih. Suasana Nunang sangat asri, tepat berada di pinggir danau dan di belakang kampung langsung berbatasan dengan kawasan hutan Mbeliling.


Tiket Masuk : Rp. 20.000
Alamat          : Wae Sano, Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. 


5. PANTAI KOKA


Pantai yang letaknya tidak jauh dari kota Maumere ini mulai dilirik para wisawatan. Pasir pantainya yang bersih dan air lautnya yang jernih serta tebing-tebing karang yang memagari pantai ini terlihat mempesona.
Sekilas pantai ini mirip dengan Tanjung Aan yang ada di Lombok. Yakni dua teluk kecil yang di padu dengan pulau kecil yang membentuk tanjung. Ombaknya juga tidak terlalu besar. Jadi cocok untuk bermain air bersama sahabat atau keluarga.
Ditengah laut terlihat sebuah pulau karang kecil. Menurut warga setempat, itulah yang benama pulau Koka. Konon katanya disana bersemayam ular-ular laut yang tidak berbisa. Ular laut loreng yang sejatinya memiliki bisa yang mematikan, ternyata kata warga setempat tidak mengeluarkan bisa. Tapi, pamali bagi warga setempat untuk membunuhnya.

Pernah ada cerita rakyat pada jaman dahulu, tersebutlah kisah dua orang nelayan yang sedang menjala ikan disana. Setelah jala diangkat ternyata ada seekor ular yang terjerat jala. Kemudian dua nelayan itu membunuh ular itu. Keesokan harinya salah satu nelayan meninggal dunia karena terjatuh dari pohon kelapa. Sedangkan satu nelayan lainnya tiba-tiba menjadi gila. Percaya tidak percaya tapi itulah cerita yang berkembang disana. Subuah kewajiban buat kita pendatang untuk menghormati segala hal yang ada di sebuah lokasi yang kita datangi. Pantai ini sungguh luar biasa keindahannya. Meskipun fasilitasnya masih minim sekali, saya yakin di kemudian hari pasti akan di datangi banyak pengunjung. Dan semoga keaslian pantai yang indah itu tetap terjaga dari sampah dan tangan-tangan jahat investor yang mengangkangi pantai-pantai itu jadi milik pribadi.


Sehingga masyarakat lokal sendiri susah untuk memasuki area Pantai, seperti beberapa daerah wisata di Nusantara.

Tiket Masuk: Gratis
Alamat         : Perbatasan Antara Maumere dan Ende, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur.


6. PULAU KANAWA

Pulau Kanawa merupakan sebuah pulau yang terletak di daerah Flores, Nusa Tenggara Timur. Pulau yang memiliki luas sekitar 35 hektar ini memiliki keindahan alam dan bahari yang sangat mempesona terutama keindahan pantai dan kehidupan bawah laut yang sangat istimewa. Laut yang biru kehijauan, pasir pantai yang putih bersih dan disempurnakan dengan bentang langit luas yang seakan-akan menyambut kedatangan para wisatawan.

Pulau ini juga menawarkan sebuah taman bawah laut yang sangat sayang untuk dilewatkan. Keindahan bawah laut Pulau Kanawa dapat dengan mudah disaksikan sesaat setelah wisatawan sampai di dermaga. Permukaan air yang jernih memudahkan para wisatawan untuk dapat menyaksikan terumbu karang dan berbagai biota laut lainnya. Snorkeling dan diving merupakan sebuah pilihan tepat bagi wisatawan saat mengunjunggi lokasi obyek wisata ini. Di dasar lautnya, para pengunjung akan disuguhi sebuah pemandangan yang memukau dari ikan-ikan kecil yang berwarna-warni, penyu, mola-mola hingga keindahan beraneka ragam terumbu karang yang masih sangat terjaga keasriannya.

Satu lagi keistimewaan dari Pulau Kanawa ini, yaitu pada sore hari air laut Pulau Kanawa akan perlahan-lahan surut, sehingga para wisatawan dapat dengan mudah mengambil beberapa biota laut seperti bintang laut dan kepiting-kepiting kecil yang ada di pesisir pantainya. Kegiatan tersebut merupakan salah satu kegiatan yang sangat digemari oleh wisatawan, karena wisatawan tidak perlu menyelam atau berenang untuk melihat berbagai macam biota laut. Namun bagi wisatawan yang ingin melakukan bersnorkeling atau diving di lokasi wisata ini, tersedia Diving Center yang menyewakan perlengkapan menyelam bagi wisatawan.


Selain menyewakan peralatan menyelam, Diving Center tersebut juga akan memandu wisatawan untuk menuju lokasi menyelam yang tentunya istimewa. Bagi yang ingin menginap di Pulau Kanawa, terdapat 13 cottage yang dapat disewa. Meskipun cukup sederhana, namun cottage tersebut sangatlah nyaman. Suasana yang tenang, dekat dengan pantai dan ditemani dengan suara-suara alam yang sangat eksotik membuat wisatawan yang berkunjung ke pantai ini akan terasa sangat nyaman sehingga menimbulkan efek relaksasi bagi tubuh dan pikiran. Harga sewanya mulai dari Rp 300.000,- per malam.

Tiket Masuk : Gratis (tetapi anda memerlukan menyewa kendaraan)
Alamat          : Terletak di Kabupaten Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur.


7. GOA LIANG BUA

Liang Bua terletak di daerah perbukitan kapur memiliki potensi sumber daya arkeologi yang mengagumkan. Terbukti dengan adanya situs-situs arkeologi yang tersebar luar di daerah ini. Salah satunya adalah Situs Liang Bua, sekitar 14 km di utara Kota Ruteng. Ruteng merupakan salah satu kota wisata yang ada di Nusa Tenggara Timur. Salah satu gua yang menjadi andalan pariwisata Ruteng yaitu Gua Liang Bua yang ada di Dusun Rampasasa, Desa Liang Bua, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Situs Liang Bua sangat ideal untuk pemukiman masa prasejarah, memiliki ukuran panjang kurang lebih 50m, lebar 40m, dan tinggi atap bagian dalam 25m. Terletak sekitar 200 m dari pertemuan dua buah sungai besar yaitu Wae (sungai) Racang dan Wae Mulu. Kedua sungai ini mengandung temuan artefak batu dan batuan keras seperti tufa kersikan, kalsedon dan rijang (chert). Gua Liang Bua adalah salah satu situs arkeologi penting dunia. Di situs inilah ditemukan fosil Homo Floresiensis atau Manusia Flores. Tinggi badan manusia Flores sekitar 100 cm dan beratnya hanya 25 kg. Penelitian tersebut dilakukan pada tahun 2001 dan merupakan kerjasama antara Pusat Penelitian Arkelologi Nasional bersama dengan University of New England, Australia. Selain itu ditemukan juga artefak batu dan tulang-tulang binatang seperti stegodon (gajah purba), komodo, kura-kura, biawak, dan sebagainya. Secara keseluruhan lapisan yang mengandung temuan-temuan tersebut berumur antara 95.000 – 12.000 tahun yang lalu. Goa Liang Bua diperkirakan mulai terbentuk sekitar 190.000 tahun yang lalu. Hal ini didapat dari uji laboratorium terhadap sampel sedimen di pojok selatan goa. Diperkirakan goa ini terbentuk dari arus sungai yang membawa bebatuan menembus gundukan bukit. Setelah melalui proses panjang, bebatuan itu menjadi batuan sedimentasi. Gua Liang Bua berhias staklatit cantik yang menjuntai dari langit-langit gua. Berkat penelitian dan penemuan tersebut, Gua Liang Bua semakin dikenal bukan hanya sebagai tempat wisata tetapi juga sebagai tempat penelitian kelas Internasional. Liang Bua ini lebih terkenal sebagai tempat penelitian daripada tempat wisata. Magnet Liang Bua sebagai tempat penelitian terjadi sejak era 1960-an. Sejak saat itu, Gua Liang Bua menjadi sebagai tempat kajian arkeologis yang menyimpan berlaksa daya tarik. Berdasar penelitian itu, tampak bahwa Gua Liang Bua dihuni manusia modern sejak 10 ribu tahun silam. Jauh sebelum itu, ada hobbit yang menjadikan gua tersebut sebagai rumah.


Akses ke Kawasan ini yaitu dari kota Kupang Ibukota Provinsi NTT, naik pesawat dengan waktu tempuh satu setengah jam ke kota Ende di Pulau Flores. Kemudian, perjalanan dilanjutkan menuju Kota Ruteng dengan angkutan umum berupa minibus selama sekitar empat jam. dilanjutkan  menuju Rampasasa, berjarak 13 km, dapat ditempuh dengan angkutan umum.

Tiket Masuk : Rp. 5.000
Alamat      : Dusun Rampasasa, Desa Liang Bua, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur.


Semoga Informasi ini bermanfaat bagi sahabat Mistertraveller. jangan Lupa FOLLOW ya agar kalian bisa mengetahui informasi terbaru dari Mistertraveller seputar destinasi wisata menarik lainnya di Indonesia. 


Sahabat Mistertraveller dimohon kerjasamanya untuk  SHARE ya agar tempat wisata yang ada didaerah kalian banyak dikunjungi baik oleh wisatawan Domestik maupun wisatawan Mancanegara. Majulah Pariwisata Indonesia.
Thank's You.......!!!



Post a Comment

silahkan berkomentar bijak dan sesuai dengan topik pembahasan