BREAKING NEWS

Monday, July 9, 2018

Islam di benua Australia


BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang Masalah
Agama adalah salah satu entitas yang menyertai kehidupan manusia pada setiap zaman dan setiap tempat dimanapun manusia itu berada. Secara normatif, agama senantiasa melekat pada diri manusia yang diwariskan secara turun temurun pada ribuan generasi. Pada faktanya, kita akan menemukan agama sebagai identitas manusia begitu banyak dan beragam, karena agama dapat pula kita artikan sebagai tata nilai, aturan ataupun hukum yang mengatur penganutnya. Oleh karena itu kita kan menemukan pengertian agama dari sudut bahasa (etimologi) berarti ragam peraturan tradisional, ajaran-ajaran, kumpulan hukum yang diwariskan turun temurun dan ditentukan oleh adat kebiasaan. Agama asalnya terdiri dari dua suku kata, yaitu a berarti tidak dan gama berarti kacau. Jadi agama mempunyai makna tidak kacau. Arti ini dapat dipahami dengan melihat dampak yang diberikan oleh peraturan-peraturan agama kepada moral atau materil pemeluknya, seperti yang diakui oleh orang yang memiliki pengetahuan.1
Untuk memahami lebih jelas mengenai ragam agama yang tersebar di muka bumi, kita dapat mengidentifikasinya dengan menggunakan pendapat Ahmad Abdullah Al-Masdoosi2 dalam mengkalsifikasikan agama-agama yang ada. Menurut Al-Masdoosi agama setidaknya dapat diidentifikasi kepada tiga kategori, yaitu:
1.      Revealed and Non Revealed (agama wahyu dan agama non wahyu)
Agama wahyu adalah agama yang yang berdasarkan kepada wahyu Tuhan atau bukan ucapan manusia yang ditandakan dengan memiliki kitab suci (kalam Tuhan) seperti agama Yahudi, Kristen (Nashrani) dan Islam. Agama wahyu inilah yang kemudian dikenal dengan istilah agama samawi. Sebaliknya, agama non wahyu adalah agama yang ajarannya disandarkan kepada ucapan-ucapan manusia yang dikeramatkan atau disucikan, walaupun memiliki kitab suci tetapi isi kitabnya bukan merupakan kalam Tuhan, seperti Budha, Hindu, Sinto, Konghucu dan lainnya, yang kemudian agama ini dikenal dengan agama ardhi.

_____________________________
1. Abdullah, M. Yatimin, Studi Islam Kontemporer, (Pekan Baru: Amzah), 2004 hal. 2
2. Ahmad Abdullah al-Masdoosi, Living Religions of the World: A Socio-Political Study (Karachi: Begum Aisha Bawany Wakf, 1962), hal. 11– 12.
2.      Missionary and Non Missionary (agama dakwah dan agama non-dakwah)
Menurut Al-Masdoosi diantara agama-agama yang ada memiliki konsentrasi untuk disebarkan ke seluruh pelosok dunia dan juga memiliki misi mengajak orang yang ada di luar agama tersebut untuk menganut agama yang disebarkan. Dan satu-satunya agama yang memiliki misi ini menurut Al-Masdoosi adalah agama Islam.
3.      Geographical-racial and Universal (agama lokal, ras dan universal)
Pada faktanya kita akan menemukan ada beberapa agama yang hanya dianut oleh beberapa tempat dan ras tertentu namun ada pula agama yang secara inklusif dapat dianut oleh siapapun tanpa mengenmal ras dan batas-batas geografis. Dalam hal ini kita akan menemukan semacam agama Yahudi yang sangat kuat dalam mempertahankan ras, walaupun ada juga diluar keturunan Yahudi menganut agama ini. Adapun agama lokal adalah agama setempat yang berlaku dan dianut pada tempat-tempat tertentu saja. Sementara agama universal menurut Al-Masdoosi salah satunya adalah agama Islam. Memperhatikan tidak adanya batasan ras dan geografis bagi penganutnya dalam kitab suci atau ajarannya. Islam adalah agama yang sangat inklusif.
Dari identifikasi di atas, kita dapat menemukan satu agama yang memiliki ketiga kategori di atas, yaitu agama yang memiliki kategori revealed religion (agama samawi), missionary religion (agama dengan misi dakwah) dan universal religion (agama universal). Agama yang memiliki tiga kategori tersebut tidak lain adalah Islam.
Islam adalah agama samawi terakhir yang memiliki kitab suci serta memiliki misi penyebaran (dakwah). Dalam doktrin kewahyuan yang diyakini di dalam ajaran Islam, Islam adalah agama penutup dari agama-agama wahyu sebelumnya. Sehingga kehadiran Islam berfungsi untuk menyempurnakan ajaran atau syari’at sebelumnya. Hal ini sebagaimana dapat kita temukan di dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 158 dan surat Al-Maidah ayat 3,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعاً الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ لا إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ يُحْيِـي وَيُمِيتُ فَآمِنُواْ بِاللّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
“Katakanlah: Wahai umat manusia, sesungguhnya aku ini adalah utusan Allah bagi kalian semua, Dialah Dzat yang memiliki kekuasaan langit dan bumi, tidak ada sesembahan yang haq selain Dia, Dia lah yang menghidupkan dan mematikan. Maka berimanlah kalian kepada Allah dan Rasul-Nya seorang Nabi yang ummi (buta huruf) yang telah beriman kepada Allah serta kalimat-kalimat-Nya, dan ikutilah dia supaya kalian mendapatkan hidayah.” (QS. Al A’raaf: 158)

ٱلۡيَوۡمَ أَكۡمَلۡتُ لَكُمۡ دِينَكُمۡ وَأَتۡمَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ نِعۡمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلۡإِسۡلَٰمَ دِينٗاۚ ..
“...Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu...”
            Memperhatikan ayat-ayat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa 1). Nabi Muhammad SAW adalah nabi akhir zaman yang terakhir diutus kepada seluruh manusia apapun agama terdahulunya, 2). Ajaran yang di bawa oleh Nabi Muhammad SAW adalah ajaran yang menyempurnakan ajaran-ajaran samawi sebelumnya, 3). Menegasikan segala bentuk sesembahan yang dianut oleh umat sebelumnya kecuali sesembahan yang dilakukan kepada Allah SWT.
            Mengingat point pertama dari kesimpulan di atas, maka Islam adalah agama yang dapat dipeluk oleh manusia manapun dimana saja mereka berada sampai berakhirnya umur dunia. Maka Islam adalah agama yang dapat kita temukan di bumi manapun, tidak hanya di tempat Islam itu turun secara geografis melainkan ke pelosok bumi terjauh dari tempat kelahirannya.
            Dalam penyebaran Islam ke seluruh muka bumi, ada satu hal yang mesti diperhatikan yaitu Hegemoni. Hegemonilah yang dapat memperlihatkan kepada kita apakah agama Islam di berbagai tempat atau kawasan mengalami kemudahan atau menghadapi barrier (hambatan). Oleh karena itu, kita dapat menemukan Islam disuatu tempat menjadi agama mayoritas namun ditempat lain menjadi agama minoritas.
            Agama Islam yang menjadi mayoritas atau minoritas disuatu tempat memiliki fungsi, peran dan tugas yang sama, yakni menebarkan kedamaian dan menampilkan akhlaq (perilaku) Islam sesuai dengan ajarannya. Ketika Islam menjadi mayoritas hampir tidak menemukan hambatan/barrier bagi penganutnya dalam menjalankan ajaran Islam, namun seringkali ditemukan kendala menjalankan ajaran Islam bagi penganutnya manakala Islam menjadi agama minoritas.
Oleh karena itu sangat dimungkinkan penganut Islam minoritas mengalami konflik sosial disekitar tempat tinggalnya. Yang menarik adalah bagaimana para penganut Islam/kaun muslimin bertahan ketika agamanya adalah agama minoritas, bagaimana perkembangan Islam ketika menjadi minoritas dan apa saja tantangannya, akan menarik jika kita memotret perkembangan Islam di kawasan Islam minoritas.
Dalam penelitian ini akan dikaji mengenai perkembangan Islam di Australia. Australia adalah salah satu benua kecil paling selatan yang hari ini didominasi oleh penduduk yang menganut agama diluar Islam. Namun, ternyata di benua kecil tersebut terdapat riak-riak perkembangan Islam yang sampai hari ini terus bergeliat.
Penelitian ini akan menggunakan studi literatur salah satu sumber yang akan dijadikan rujukan pokok adalah tulisan Professor Abdullah Saeed seorang guru besar Studi Arab dan Islam di Universitas Melbourne Australia yang berjudul “Muslim in Australia”. Selain itu juga penelitian ini merujuk pada tulisan di berbagai jurnal yang mengkaji isu serta wacana Islam y         ang berkembang di Australia.

1.2. Analisis Masalah
1.2.1.      Identifikasi Masalah
Timbul tenggelam peradaban Islam dari masa ke masa menunjukkan sejarah Islam bergerak secara dinamis. Islam seringkali didentikkan agama bangsa Arab, padahal jelas bangsa Arab tidak hanya menganut agama Islam. Begitupun Islam tidak anya dianut oleh bangsa Arab. Islam berdiaspora ke berbagai belahan bumi termasuk bumi Australia.
Australia adalah benua kecil yang sejak awal kedatangan koloni Inggris pada tahun 1787 silam merupakan benua yang cukup gersang. Namun beberapa dekade setelah itu koloni Inggris dan masyarakat Eropa lainnya menetap di benua terkecil ini. Masyarakat Eropa yang notabene beragama kristen, kemudian berkembang menjadi masyarakat yang baru pemilik benua Australia. Agama yang berkembang tentu adalah agama mayoritas masyarakat Eropa. Namun ternyata beberapa abad yang lalu agama Islam mulai hadir di tanah Australia sebagai agama minoritas. Sampai abad 21, di era milenial sekarang kondisi Islam di Australia masih menjadi agama minoritas. Islam berkembang di negeri kangguru itu dengan berbagai dinamika yang beragam. Berbagai isu dan wacana bahkan konflik serta diskriminasi mewarnai perjalanan Islam dan kaum muslimin di negeri tersebut. Disamping itu masih ada yang memperjuangkan Islam dan mengenalkannya dengan pendekatan yang lebih rasional, objektif dan humanis.


1.2.2A. Ruang Lingkup Masalah
Dalam penelitian ini akan dikaji tentang perkembangan Islam di Australia, diawali dengan mengkaji kehidupan awal di Australia, kontak awal kaum muslimin dengan Australia, penemuan benua Australia oleh orang-orang Eropa, perkembangan masyarakat Islam di Australia serta tantangan dan isu serta wacana ke-Islaman di Australia.

1       B. Rumusan Masalah
Penelitian ini akan dibatasi dengan rumusan berupa pertanyaan berikut,
1.      Bagaimana kontak awal kaum muslimin dengan masyarakat asli Australia ?
2.      Bagaimana perkembangan peradaban manusia di Australia ?
3.      Bagaimana perkembangan Islam di Australia ?
4.      Apa dan bagaimana tantangan masyarakat muslim di Australia ?

1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk:
1.      Mengetahui kontak awal kaum muslimin dengan masyarakat asli Australia
2.      Mengetahui perkembangan peradaban manusia di Australia
3.      Mengetahui perkembangan Islam di Australia
4.      Mengetahui tantangan masyarakat muslim di Australia

1.4. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara atau jalan untuk memperoleh kembali pemecahan terhadap segala permasalahan. Dengan demikian, metode penelitian sangat dibutuhkan dalam memecahkan suatu masalah yang turut menentukan keberhasilan suatu penelitian. Menurut Husin Sayuti, bahwa metode merupakan suatu cara atau jalan sehubungan dengan upaya ilmiah maka metode menyangkut masalah cara kerja yaitu cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. (Husin
Sayuti, 1989 : 32).3



_______________________________
3 Sayuti, Husin. 1989. Pengantar Metodologi Riset. Fajar Agung : Jakarta. Hal:32
Menurut P. Joko Subagyo, metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran yang diperlukan bagi penggunanya, sehingga dapat memahami obyek sasaran yang dikehendaki dalam upaya mencapai sasaran atau tujuan pemecahan permasalahan. (P. Joko Subagyo, 1997 : 1)4
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas metode penelitian adalah cara-cara ilmiah atau alat tertentu yang digunakan untuk menguji suatu kebenaran untuk memecahkan permasalahan yang ada dan turut menentukan hasil yang akan diperoleh.
Menurut Mohammad Nazir, metode sejarah adalah penyelidikan yang kritis terhadap keadaan-keadaan, perkembangan, serta pengalaman di masa lampau dan menimbang secara cukup teliti dan hati-hati tentang bukti validitas dari sumber sejarah serta interpretasi dari sumber-sumber keterangan tersebut. (Mohammad Nazir, 1993 : 55).5 Dengan digunakannya metode penelitian historis dalam penelitian ini, maka penulis berupaya mengaplikasikan metode pemecahan yang ilmiah dari perspektif historis suatu masalah.
Dalam merekonstruksi peristiwa sejarah agar dapat memenuhi kriteria penelitian sejarah yang bersifat ilmiah, terdapat empat tahap yang harus ditempuh penulis meliputi, heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. (Nugroho Notosusanto, 1984 : 11).6
Tahapan Heuristik (pengumpulan data), adalah tahapan pertama yang merupakan proses menemukan dan menghimpun sumber-sumber  sejarah, baik yang berupa sumber primer maupun sekunder yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti. Secara teknis kegiatan heuristik ini dilakukan melalui studi kepustakaan.
Setelah dilakukan tahapan heuristik, tahapan selanjutnya adalah kritik, yaitu tahapan meneliti dan menyeleksi sumber, data, dan informasi yang didapatkan secara kritis, sehingga diperoleh fakta yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Proses ini dilakukan penulis dengan memilah-milah dan menyesuaikan data yang penulis dapatkan dari tahapan heuristik, agar dapat menunjang kegiatan penelitian yang dilakukan. Kritik yang diberikan dapat berupa kritik internal dan kritik eksternal. Kritik internal yaitu bertujuan untuk meneliti kebenaran isi dari sumber yang sudah didapat (otentisitas sumber). Sedangkan kritik eksternal bertujuan untuk melihat apakah data yang didapat dari sumber tersebut asli atau palsu. (kredibilitas sumber).
___________________________
4 Subagyo, P. Joko, 1997. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. Rineka Cipta : Jakarta. Hal:1
5 Mohammad Nazir, Phd. 2014. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia : Jakarta. Hal: 55
6 Nugroho Notosusanto. 1984. Masalah Penelitian Sejarah Kontemporer. Yayasan Penerbit UI : Jakarta. Hal. 11
Tahap selanjutnya adalah Interpretasi (penafsiran). Pada tahap ini, penulis menginterprestasikan data-data yang telah terkumpul menjadi keseluruhan yang harmonis dan masuk akal, dalam hal ini penulis berupaya untuk menganalisis data dan fakta yang telah diperoleh agar sesuai dengan kajian penulis.
Tahap terakhir adalah historiografi (penulisan), tahap ini merupakan kegiatan penulis menyampaikan tulisan hasil rekonstruksi imajinatif penulis sesuai dengan fakta. Dengan pengertian lain,  penulis menuangkan hasil interpretasi sumber-sumber yang telah diseleksi sesuai dengan fakta dalam bentuk laporan hasil penelitian.

1.5. Tinjauan Pustaka
Di dalam penelitian ini penulis merujuk beberapa literatur sebagai rujukan utama yaitu:
1.      Buku “Muslim Australians: Their Believes, Practices, and Institution” yang ditulis oleh Professor Abdullah Saeed seorang profesor Studi Arab dan Islam di Universitas Melbourne, Australia. Saat ini dia menjabat sebagai Direktur Pusat Kajian Islam Unggulan Nasional (National Centre of Excellence for Islamic Studies) dan Wakil Direktur pada Pusat Hukum dan Masyarakat Islam (Centre for Islamic Law and Society) di universitas yang sama.7 Buku “Muslim Australians:...” ini disusun atas kerjasama Universitas Melbourne dengan Pemerintah Australia di bawah otoritas Departemen Imigrasi dan Urusan Multikultural dan Pribumi dan Australians Multicultural Foundation. Didalam buku yang berisi 81 halaman ini juga menyajikan informasi dasar mengenai agama Islam bagi siswa SMA di Australia atau siapapun yang belum mengenal Islam.
2.      Buku “The Muslims in Australia: A Brief History” yang ditulis oleh Bilal Cleland dan diterbitkan oleh Islamic Human Right Commission, di London-Inggris pada tahun 2000, dengan berisi 40 halaman. Untuk edisi revisi dapat dilihat pada terbitan Islamic Council of Victoria, Melbourne-Australia pada tahun 2002 dengan ketebalan 102 halaman. Buku ini mengkaji mengenai sejarah singkat umat Islam di Australia. Selain dari pada itu dalam buku ini dikaji pula mengenai asal usul kedatangan atau kontak awal masyarakat asli Australia dengan umat Islam.

________________________
7 Biografi ini diolah dari “Curriculum Vitae Professor Abdullah Saeed” yang diambil dari: http://www.abdullahsaeed.org diakses tanggal 16 Maret 2017 dan http://asiainstitute.unimelb.edu.au/about/staff/academic/abdullah_saeed/cv, diakses tanggal 16 Maret 2017.
Bilal Cleland adalah pensiunan guru sekolah menengah yang telah mengajar bahasa Inggris sebagai bahasa kedua di sekolah menengah dan Pusat Bahasa Inggris Intensif di Victoria serta program pendidikan orang dewasa di Thailand, Vietnam dan Indonesia. Dia telah berkonsultasi dengan Program Komisi Komisi Tertinggal dan bekerja sebagai penyelenggara bahasa inggris di tempat kerja dan program pendidikan internasional. Bilal telah memegang posisi sebagai Sekretaris Dewan Islam Victoria, Asisten Editor dan Anggota Komite Eksekutif Muslim Australia News (AFIC), Ketua Dewan Kesejahteraan Muslim Victoria, perwakilan Australia untuk Dewan Gubernur, Forum Bisnis Internasional di Istanbul, Presiden Bisnis Independen dan Asosiasi Industri Australia dan Sekretaris Federasi Dewan Islam Australia. Dia sekarang menjadi kolumnis untuk Al-Watan (bulanan Melbourne Arab-Inggris) dan Australian Muslim Times.8
3.      Buku “Australian Muslims: A Demographic, Social and Economic Profile of Muslims in Australia 2015” yang ditulis oleh Professor Riaz Hassan bersama asisten penelitinya Dr. Laurence Lester. Buku ini diterbitkan oleh International Centre for Muslim and non-Muslim Understanding, City West Campus University of South Australia, Adelaide. Buku ini merupakan laporan riset yang dilakukan oleh Professor Riaz Hassan mengenai perkembangan terkini umat Islam di Australia yang diterbitkan tahun 2015. Buku ini berisi 84 halaman dengan isi yang sangat informatif. Tujuan dari laporan ini adalah untuk menyajikan beberapa data demografi dan sosioekonomi terbaru tentang Muslim di Australia dalam format yang mudah diakses. Laporan ini mencakup informasi tentang identitas, etnis, bahasa, usia, jenis rumah tangga, pendidikan, pendapatan dan pekerjaan. Sebagian besar informasi telah diambil dari Sensus Australia 2011, dengan beberapa perbandingan dengan data dari Sensus 2006.
4.      Jurnal La Trobe Journal yang berjudul “Remembering Muslim Histories of Australia” tanpa tahun, yang ditulis oleh Regina Ganter.
5.      Australian Journal of Political Science tulisan Mario Peuckera, Joshua M. Rooseb dan Shahram Akbarzadeh pada tahun 2014 dengan judul “Muslim active citizenship in Australia: Socioeconomic challenges and the emergence of a Muslim elite
___________________________
8 Biografi ini diakses dari https://independentaustralia.net/profile-on/bilal-cleland,507
6.      Dan banyak lagi buku serta jurnal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.

1.6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan merupakan suatu penjelasan tentang uraian bab yang akan di sajikan dalam makalah diikuti dengan penjelasan singkat isi materi yang dibahas dalam bab tersebut. Dalam menyusun penelitian ini supaya terstruktur maka penulis membuat sistematika penulisan yang terbagi kepada empat bab bahasan sebagai berikut:
Bab I        : Membahas mengenai latarbelakang masalah yang menjelaskan motivasi penulis dalam mengangkat tema atau judul ini, dengan menjabarkan terlebih dahulu mengenai landasan normatif dan ideologis mengenai terminologi agama yang diantaranya memiliki misi penyebaran yaitu Islam. Pada bagian latar belakang masalah diangkat mengenai teori hegemoni dan dominasi sosial sebagai pendekatan di dalam memahami perkembangan Islam minoritas di Australia. Untuk menganalisis permasalahan yang di angkat, pada bab ini juga disusun identifikasi masalah, ruang lingkup masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
Bab II       : Membahas  mengenai teori-teori yang dijadikan sebagai pendekatan dalam memahami perkembangan Islam di Australia diantaranya; 1). Teori Gerak Sejarah Arnold Toynbe, 2). Teori hegemoni dengan tokohnya Antonio Gramci yang akan dijadikan pisau analisis ketika Islam dihegemoni di kawasan Australia, 3). Teori Dominasi Sosial dengan tokohnya Jim Sidanius dan Felicia Pratto, yang akan menjelaskan bahwasannya manusia mempunyai kecenderungan khusus untuk membuat hierarki atau tingkatan dalam masyarakat. Setiap anggota masyarakat mempunyai kedudukan  yang berbeda dalam hierarki tersebut. Hierarki tersebut dapat berdasarkan kelompok sosial atau karakteristik individu. Teori Dominasi Sosial ini menjelaskan bahwa dalam kelompok sosial selalu terbentuk struktur hierarki atau tingkatan sosial. Hal ini menunjukkan terdapat sejumlah kelompok sosial yang mempunyai kedudukan berbeda, yaitu kelompok sosial atau individu yang berada  dibagian atas hierarki (dominan) dan juga kelompok sosial atau individu yang berada dibagian bawah hierarki (subordinat).
Bab III     : Membahas tentang perkembangan Islam di Australia secara keseluruhan. Dalam bab ini dikaji mengenai kondisi umat Islam di sekitar benua Australia yang memberi pengaruh kehadiran dan perkembangan Islam di Australia salah satunya adalah kondisi Islam di kawasan Nusantara khususnya di Makassar (Sulawesi Selatan) yang dipimpin oleh kerajaan Gowa dan Tallo. Berikutnya dalam bab ini dikaji mengenai kontak awal penduduk pribumi Australia dari suku Aborigin dengan para pelaut Makassar, pertukaran budaya dan peninggalan sejarahnya. Selanjutnya dikaji pula mengenai ditemukannya benua Australia oleh bangsa Eropa sampai kepada kedatangan koloni Inggris hingga perkembangannya. Dan terakhir yang paling penting pada bab ini dikaji mengenai perkembangan Islam kontemporer dengan berbagai dinamika, tantangan, isu dan wacana yang berkembang.
Bab IV     : Membahas kesimpulan dari pembahasan tentang perkembangan Islam di Australia

























BAB II
PEMBAHASAN TEORI


2.1.  Teori Gerak Sejarah Arnold Toynbe
            Dalam setiap kehidupan manusia dalam suatu masyarakat pasti ada banyak  tantangan dan respon dari tantangan itu baik itu respon negative maupun respon posisitif seperti yang dikatakan oleh Arnold J Toynbee  memperkenalkan sejarah dalam kaitan dengan teori chellange and respons maksutnya budaya bisa muncul karena tantangan dan respon antara manusia dan alam sekitarnya pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan oleh sebagian kecil pemilik kebudayaan.9
            Arnold Joseph Toynbee lahir pada 14 April 1889, yaitu seorang sejarawan Inggris yang dua belas analisis volume naik dan turunnya peradaban, Lahir di London, Arnold J. dididik di Winchester College dan Balliol College, Oxford. Ia memulai karir mengajar di Universitas yang sam yaitu di Balliol College di tahun 1912, dan setelah itu memegang posisi di King's College London (sebagai Profesor Modern Sejarah Yunani dan Bizantium), di London School of Economics dan Royal Institute of International Affairs (RIIA) di Chatham. Beliau adalah Direktur Studi di RIIA antara 1929 dan 1956. Arnold Toynbee menilai bahwa peradaban besar berada dalam siklus kelahiran, pertumbuhan, keruntuhan dan kematian. Toynbee lebih menekankan pada masyarakat atau peradaban sebagai unit studinya Peradaban muncul berdasarkan perjuangan mati-matian. Peradaban hanya tercipta karena mengatasi tantangan dan rintangan, bukan karena menempuh jalan yang terbuka.10
            Arnold J Toynbee adalah seorang saejan Inggris yang menggemparkan sejarah dunia sejarah dengan karangannya: A Study Of History  terdiri dari 12 (dua belas) jilid yang tebal-tebal.teori Toynbee di dasarkan atas penyelidikan 21 kebudayaan sempurna dan 9 kebudayaan yang kurang sempurna. Kebudayaan yang sempurna umpamanya: Yunani-Roma, Maya(Amerika tengah), Hindu, Barat (Eropa), Eropa timur, dan sebagainya. Yang tidak sempurna antara lain: Eskimo, Sparta, Polynesia, Turki.  Kesimpulan Arnold J Toynbee ialah bahwa dalam gerak sejarah tidak terdapat hukum tertentu yang menguasai dan mengatur timbul tenggelamnya kebudayaan-kebudayaan dengan pasti.
______________________________
10 Tsabit Azinar Ahmad , “prjanaparamita”, di akses pada tanggal 19 Maret 2017 http://mastsabit.blogspot.co.id/2009/05/membedah-pemikiran-arnold-j-toynbee.html
Menurut Toynbee gerak sejarah melalui tingkatan-tingkatan seperti beikut:
1. Genesis of Civilization - Lahirnya kebudayaan.
2. Growt of Civilization - Perkembangan kebudayaan.
3. Decline of Civilization – keruntuhan kebudayaan.
Keruntuhan kebudayaan berlangsung dalam tiga fase (gelombang) yaitu :
1. Breakdown of Cifilizations - Kemrosotan kebudayaan.
2. Disintegration of Civilizations - Perkembangan kebudayaan.
3. Dissolution of Civilizations - Hilang dan lenyapnya kebudayaan
Suatu kebudayaan terjadi, dilahirkan karena tantangan dan  jawaban(chellange and response) antara manusia dengan sekitarnya. Dalam alam yang baik manusia berusaha untuk mendirikan suatu kebudayaan seperti Eropa, India, Tiongkok. Di daerah yang terlalu dingin seolah-olah kegiatan manusia membeku(Eskimo), daerah yang terlalu panas tak dapat timbul pula suatu kebudayaan (Sahara, Kelahari, Gobi) maka apabila tantangan alam itu baik maka
timbullah suatu kebudayaan.
Pertumbuhan dan perkembangan suatu kejadian di kembangkan oleh  sebagian kecil dari pihak-pihak kebudayaan itu. Jumlah kecil (minoritas) itu menciptakan kebudayaan dan massa(mayoritas) meniru.tanpa minoritas yang kuat dan dapat mencipta, suatu kebudayaan tidak dapat berkembang. Apabila minoritas ini melemah dan kehilangan daya menciptakannya, maka tantangan-tantangan dari alam tidak dapat di jawab lagi, minoritas menyerah, mundur dan pertumbuhan tidak terdapat lagi. Apabila keadaan yang sudah memuncak seperti itu, maka keruntuhaan akan terjadi.11
Arnold J Toynbee  lebih menekankan pada masyarakat atau peradaban sebagai unit studinya ketimbang bangsa atau periode waktu. Studi mengenai satu bangsa tertentu tak dapat di pahami sebagai sesuatau dalam dirinya sendiri, bangsa tertentu harus di lihat sebagai bagian dari suatau proses yang lebih besar. Misalnya, kita tak kan dapat memahami inggris hanya dengan mempelajari sejarah dari suatu bangsa itu sendiri saja, kita harus lebih melihat inggris menurut tempatnya di dalam kehidupan umat Kristen barat karena itu yang seharusnya jadi pusat perhatian study bukanlah Inggris, Amerika Serikat, atau bangsa tertentu lain, tetapi peradapan dimana di mana bangsa tersebut hanya merupakan bagianya saja.

_________________________
11 Prof. Drs. H. Rustam E. T., M.A, pengantar ilmu sejarah, teori filsafat sejarah, sejarah filsafat dan iptek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm. 65-66

Menurut Toynbee, ada 21 peradapan di dunia misalnya: Peradapan Mesir kuno, India, Summeria, Babilonia, dan peradapan barat atau Kristen) enam peradapan muncul serentak dari masyarakat premitif: Mesir, Sumeria, China, Maya, Minoan(di pulau kreta) dan India.masing-masing muncul secara terpisah dari yang lain, dan terlihat di kawasan luas terpisah, semua peradapan lain berasal dari enam perdapan asli tersebut. Sebagai tambahan sudah ada 3 peradapan yang gagal (peradapan Kristen barat jauh, peradapan Kristen timur jauh, dan Skandinavia.) dan 5 peradaban yang masih bertahan (Polinesia, Eskimo, Nomadik, Ottoman, dan Spartan).12
Mengapa peradapan lahir dari peradapan masyarakat premitif?. Padahal masyarakat premitif berorientasi ke masa lalu, dan tetap statis, sebaliknya manusia yang memiliki peradapan senantiasa berada dalam gerakan dinamis menurut jalannya perubahan dan pertumbuhan. Mula-mula Toynbee mencari penjelasan dari Ras dan lingkungan Fisik tetapi kemudian keuduanya di tolak olehnya. Tak ada ras yang superior dan lingkungan fisik yang benar-benar menciptakan peradapan dengan sendirinya karena ras dan lingkungan fisik hanya bersifat membantu perkembangan peradapan. Peradapan muncul sebagai tanggapan atas tantangan. Mekanisme sebab-akibat bukanlah sesuatu yang benar-benar ada tetapi hanya sekedar hubungan, dan hubunganitu dapat terjadi antara manusia dengan alam atau manusia dengan manusia. Sebagai contoh, peradapan mesir muncul sebgai hasil tanggapan yang memadai atas tantangan berasal dari rawa dan hutan belantara lembah Nil, sedangkan peradapan lain muncul dari tantangan konflik antar kelompok.
Tidak mudah menerangkan persoalan mengapa kondisi alam tertentu mampu menimbulkan peradapan sedangkan kondisi alam lain merugikannya. Peradapan muncul berdasarkan perjuangan mati-matian. Peradapan tercipta  hanya karena mengatasi tantangan dan rintangan, bukan karena menempuh jalan yang terbuka lebar dan mulus. Berbagai jenis tantangan yang berbeda dapat menjadi tantangan yang di perlukan bagi kemunculan suatu peradapan.Toynbee membahas 5 perangsang yang berbeda bagi kemunculan peradapan yakni kasan yang ganas, baru, di perebutkan, di tindas, dan tempat pembuangan. Kawasan ganas mengacu pada lingkungan fisik yang sukar di taklukan, seperti yang di sediakan oleh banjir bandang yang senantiasa mengancam sepanjang lembah sungai Huang Ho. Kawasan baru, mengacu kepada daerah yang belum pernah dihuni dan diolah. Kawasan yang di persengketakan termasuk yang baru di taklukan dengan kekuatan militer.
_______________________
12 Robert H. Lauer, Prespektif tentang perubahan sosial, (Jakrta: Rineka Cipta, 2001), hlm. 49-50
Kawasan tertindas menunjukan suatu situasi ancaman dari luar yang berkepanjangan. Kawasan hukuman atau pembuangan mengacu pada kawasan tempat kelas dan ras yang secara historis telah menjadi sasaran penindasan, diskrimanasi, dan eksploitasi. 13
Yang jelas bila kita mendapatkan tantangan, kita tidak selalu memebri tanggapan yang dapat membangkitkan suatu peradapan. Tantangan itu mungkin demikian hebatnya sehingga orang tak dapat menciptakan tanggapan yang memadai. Karena itu, tidak ada hubungan langsung antara tantangan dan tanggapan, tetapi hubunganya berbentuk kurva linier. Artinya tingkat kesukaran yang sangat besar dapat membangkitkan tanggapan yang memadai tetapi tantangan ekstrim dalam artian terlalu lemah dan terlalu keras, tak mungkin membangkitkan tanggapan memadai. Jika tantangan terlalu keras, munkin peradapan akan hancur atau terhambat perkembangannya dalam kasus seperti itu, tantangan mempunyai cukup kekuatan untuk mencegah perkembangan normal, meskipun tak cukup keras sehingga menyebabkan kehancurannya. Karena itu criteria pertama untuk terciptanya tanggapan memadai adalah keras-lunaknya tantangan. Criteria kedua adalah kehadiran elit yang akan memimpin dalam memberikan tanggapan atas tantangan itu. Pertumbuhan pertumbuhan peradapan tergantung pada perilaku minoritas (elit) kreatif. Seluruh tindakan sosial adalah kaya individu-individu pencipta, atau terbanyak karya minoritas kreatif. Namun kebanyakan umat manusia cenderung tetap terperosok dengan cara-cara hidup lama. Karena itu, tugas minoritas kreatif bukan semata-mata menciptakan bentukbentuk dan proses-proses sosial baru, tetapi menciptakan cara-cara membawa pasukan belakang yang mlempem ini bersama-sama dengan mereka untuk mencapai kemajuan. Dengan pimpinan elit, peradapan akan tumbuh melalui serentetan tanggapan yang berhasil menghadapi tantangan yang berkelanjutan.14

2.2.  Teori Hegemoni Antonio Gramci
            Hegemoni dalam bahasa Yunani kuno disebut ‘eugemonia’, sebagaimana dikemukakan Encyclopedia Britania dalam prakteknya di Yunani,, diterapkan untuk menunjukkan dominasi posisi yang diklaim oleh negara-negara kota (polis atau citystates) secara individual, misalnya yang dilakukan oleh negara kota Athena dan Sparta, terhadap negara-negara lain yang sejajar.15
_________________________________
13 Robert H. Lauer, Prespektif tentang perubahan sosial, (Jakrta: Rineka Cipta, 2001), hlm. 49-50
14 Robert H. Lauer, Prespektif tentang perubahan sosial, (Jakrta: Rineka Cipta, 2001), hlm. 49-50
15 Heru Hendarto, 1993, Mengenal Konsep Hegemoni Gramsci : dalam Diskursus Kemasyarakatan dan Kemanusiaan, Gramedia, Jakarta. Hal : 73

            Dalam pengertian di jaman ini, hegemoni menunjukkan sebuah kepemimpinan dari suatu negara tertentu yang bukan hanya sebuah negara kota terhadap negara-negara lain yang berhubungan secara longgar maupun secara ketat terintegrasi dalam negara “pemimpin”. Dalam konteks politik internasional, misalnya, pada periode perang dingin, pertarungan pengaruh antara negara adikuasa seperti Amerika Serikat dan mantan Uni Sovyet, pada masa perang dingin, biasanya disebut sebagai perang untuk menjadi kekuatan hegemonik dunia.16

Konsep hegemoni Gramsci sebenarnya dapat dielaborasi melalui penjelasannya tentang basis dari supremasi kelas:
(supremasi sebuah kelompok mewujudkan diri dalam dua cara, sebagai “dominasi” dan sebagai ‘kepemimpinan intelektual dan moral’. Dan di satu pihak, sebuah kelompok sosial mendominasi kelompok-kelompok oposisi untuk “menghancurkan” atau menundukkan mereka, bahkan mungkin dengan menggunakan kekuatan bersenjata; di lain pihak, kelompok sosial memimpin kelompok-kelompok kerabat dan sekutu mereka. Sebuah kelompok sosial dapat dan bahkan harus sudah menerapkan “kepemimpinan” sebelum memenangkan kekuasaan pemerintahan (kepemimpinan tersebut merupakan salah satu dari syarat-syarat utama untuk memnangkan kekuasaan semacam itu). Kelompok sosial tersebut kemudian menjadi dominan ketika dia mempraktekkan kekuasaan, tapi bahkan bila dia telah memegang kekuasaan penuh ditangannya, dia masih harus terus “memimpin”juga”.17

            Kutipan itu jelas menunjukkan suatu totalitas yang didukung oleh kesatuan dua konsep: kepemimpinan (direction) dan dominasi (dominance). Hubungan kedua konsep ini menyiratkan tiga hal. Pertama, dominasi dijalankan atas seluruh musuh, dan kepemimpinan dilakukan kepada segenap sekutu-sekutu. Kedua, kepemimpinan adalah suatu prakondisi untuk menaklukan aparatus Negara, atau dalam pengertian sempit kekuasaan Negara dapat dicapai, dua aspek supremasi klas ini, baik pengarahan ataupun dominasi, terus berlanjut.
            Setelah Lenin, hegemoni menjadi perbincangan serius ketika Gramsci menjadikannya sebagai bagian yang penting dalam Notebooks. Secara umum konsepsi hegemoni yang lahir dari Gramsci, sesungguhnya diambil secara dialektis lewat dikotomi tradisional karakteristik pemikiran politik Italia dari Machiavelli sampai Pareto, dan beberapa bagian lainnya diambil dari Lenin.

________________________________
16 Nezar Patria & Andi Arief, Antonio Gramsci Negara & Hegemoni, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999).hlm.116
17 Nezar Patria & Andi Arief, Antonio Gramsci Negara & Hegemoni, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999).hlm.116

            Dari Machiavelli hingga Pareto, konsepsi yang diambil adalah tentang kekuatan (force) dan persetujuan (consent). Bagi Gramsci, kelas sosial akan memperoleh keunggulan (supremasi) melalui dua cara yaitu melalui cara dominasi (dominio) atau paksaan (coercion) dan yang kedua adalah melalui kepemimpinan intelektual dan moral. Cara yang terakhir inilah yang kemudian disebut oleh Gramsci sebagai hegemoni.
            Hegemoni adalah sebuah rantai kemenangan yang didapat melalui mekanisme konsensus ketimbang melalui penindasan terhadap klas sosial lainnya. Ada berbagai cara yang dipakai, misalnya melalui institusi yang ada di masyarakat yang menentukan secara langsung atau tidak langsung stuktur-struktur kognitif dari masyrakat. Karena itu hegemoni pada hakekatnya adalah upaya untuk menggiring orang agar menilai dan memandang problematika sosial dalam kerangka yang ditentukan.

Titik Tolak Hegemoni: Konsensus
            Ketika Gramsci berbicara tentang konsensus, ia selalu mengaitkan dengan spontanitas bersifat psikologis yang mencakup berbagai penerimaan aturan sosiopolitas atau pun aspek-aspek aturan yang lain. Tatanan hegemonis menurut Gramsci, tidak perlu masuk ke dalam institusi (lembaga) ataupu praktek liberal sebab hegemoni pada dasarnya merupakan suatu totalitarianisme dalam arti ketat.
            Bagi Gramsci, asumsi liberal “masa kini” bahwa orang tanpa mempunyai kesempata sungguh-sungguh untuk mengungkapkan oposisinya tidak dapat dikatakan perjanjian, tampaknya sangat aneh. Diandaikan bahwa dalam suatu perjanjian dengan sendirinya ada disposisi mental, ada titik-titik lemah disamping kekuatannya. Guna menjelaskan ini, Femia menangkap tiga kategori penyesuaian yang berbeda yang dikemukakan Gramsci, yaitu karena rasa takut, karena terbiasa dan karena kesadaran dan persetujuan. Tipe yang terakhir inilah yang kemudian disebut Gramsci sebagai hegemoni.18
            Ada tiga tingkatan hegemoni yang dikemukakan Gramsci, yaitu hegemoni total (integral), hegemoni yang merosot (decadent) dan hegemoni yang minimum. Ketiga tingkatan hegemoni menurut Gramsci itu diungkapkan Femia lebih lanjut.19.


________________________
18 Heru Hendarto, 1993, Mengenal Konsep Hegemoni Gramsci : dalam Diskursus Kemasyarakatan dan Kemanusiaan, Gramedia, Jakarta. Hal : 80
19 Heru Hendarto, 1993, Mengenal Konsep Hegemoni Gramsci : dalam Diskursus Kemasyarakatan dan Kemanusiaan, Gramedia, Jakarta. Hal : 82-84
2.3.  Teori Dominasi Sosial
Teori dominasi sosial, dikemukakan oleh Jim Sidanius dan Felicia Pratto. Pada teori ini dijelaskan bahwasannya manusia mempunyai kecenderungan khusus untuk membuat hierarki atau tingkatan dalam masyarakat. Setiap anggota masyarakat mempunyai kedudukan  yang berbeda dalam hierarki tersebut. Hierarki tersebut dapat berdasarkan kelompok sosial atau karakteristik individu. Teori Dominasi Sosial ini menjelaskan bahwa dalam kelompok sosial selalu terbentuk struktur hierarki atau tingkatan sosial. Hal ini menunjukkan terdapat sejumlah kelompok sosial yang mempunyai kedudukan berbeda, yaitu kelompok sosial atau individu yang berada  dibagian atas hierarki (dominan) dan juga kelompok sosial atau individu yang berada dibagian bawah hierarki (subordinat).
Kelompok sosial  atau individu dominan digambarkan dengan nilai-nilai positif yang mereka miliki atau berdasarkan hal-hal yang bersifat materi atau simbolik. Kelompok atau individu dominan biasanya memiliki kekuasaan politik atau otoritas, memiliki sumber daya yang baik dan banyak, memiliki kekayaan atau status sosial yang tinggi. Hal ini bertolak belakang dengan kelompok sosial atau individu subordinat adalah kelompok atau individu yang memiliki status sosial dan kekuasaan rendah
Teori dominasi sosial mengidentifikasi beberapa mekanisme hierarki telah dikembangkan dan dipertahankan. Orang dengan dominasi sosial yang tinggi adalah orang yang percaya bahwa kehidupan terbagi ke dalam struktur yaitu yang di atas dan yang di bawah. Mereka yang di atas adalah mereka yang menang, memiliki kekuasaan, atau memiliki seluruh nilai-nilai yang positif. Terbentuknya konstruksi sosial yang membuat suatu kelompok atau individu menonjol dikarenakan suatu karakteristik tertentu, contohnya ras, suku, kelas sosial, agama, dan lain sebagainya.
Berdasarkan teori Sidanius dan Pratto, konsep terbesar dari kerangka berpikir orientasi dominasi sosial terdiri atas tiga asumsi. Asumsi pertama adalah bahwa manusia merupakan makhluk yang cenderung disusun berdasarkan kelompok-kelompok hierarki, dimana paling tidak terdapat satu kelompok atau individu yang berada di atas dan satu kelompok atau individu lain yang berada di bawahnya. Asumsi kedua, hierarki atau tingkatan dapat didasarkan pada usia, jenis kelamin, kelas sosial, ras, kebangsaan, agama, dan karakteristik lainnya yang mungkin dapat digunakan sebagai pembeda di antara kelompok atau individu yang berbeda. Asumsi terakhir, masyarakat secara individu harus menyeimbangkan kekuatan yang ada di dalam dirinya, yaitu diantara satu hierarki kelompok atau individu menuju kelompok hierarki atau individu lain yang memiliki keseimbangan.
Teori orientasi dominasi sosial yang dirumuskan oleh Sidanius dan Pratto pada tahun 1991, dirancang untuk menjelaskan sebab akibat dari hierarki sosial serta penindasan. Secara khusus teori dominasi sosial mencoba untuk menjelaskan mengapa masyarakat tampaknya didukung oleh suatu hierarki. Teori dominasi sosial menyebutkan bahwa faktor penting yang mempengaruhi ini adalah perbedaan individu yang dikatakan sebagai Orientasi Dominansi Sosial (ODS) atau sejauh mana individu berkeinginan untuk mendominasi dan menjadi unggul.

















BAB III
PERKEMBANGAN ISLAM DI AUSTRALIA


3.1. Kehidupan Awal masyarakat Australia
Siapakah penduduk asli Australia, dari manakah mereka berasal, bagaimana kehidupan mereka selanjutnya setelah kedatangan orang-orang kulit putih ke Australia? Pertanyaan-pertanyaan itu tampaknya menarik untuk dikaji.20
Kita sering mendengar Canberra.  Canberra adalah ibukota Australia ternyata berasal dari bahasa penduduk asli Australia yang dalam bahasa Inggris berarti “a meeting place”. Oleh Elkin (1956) penduduk asli Australia ini dimasukan pada ras Australoid. Secara fisik as ini memiliki cirri: kulit berwarna coklat, rambut ikal bergelombang, muka dan tumbuh ditumbuhi oleh bulu-bulu yang lebat, dahi sempit atau mundur, rongga mata dalam, alis mata menonjol, rahang menonjol, mulut besar, tulan tengkorak tebal, tinggi badan rata-rata adalah 5 kaki dan 5/6 inci. Ciri-ciri mereka tampaknya mirip dengan suku bangsa Toala di Sulawesi, orang Sakai di Malaysia, orang Veddas di Srilangka, dan suku asli India Selatan.
Masih menurut Elkin (1956) penduduk asli Australia memasuki Australia dari arah utara. Diperkirakan pintu masuknya adalah garis pantai utara, mulai dari Semannjung York di sebelah Timur sampai pantai daerah Kimberley di sebelah barat. Sementara itu Shaw (1969) menjelaskan bahwa kemungkinan mereka  bergerak ke arah Australia karena terdesak oleh bangsa yang lebih kuat. Dari daratan India dan semenanjung Malaysia mereka bergerak ke arah selatan dan melalui Indonesia (Laut Timor, Laut Arafuru, dan Selat Tores) mereka selanjutnya masuk ke Australia.
Kapan mereka mulai datang ke Australia tidak dapat diketahui secara pasti. Ada yang menyebutkan seribu atau beberapa ribu tahun yang lalu. Menurut Clark (1986) berdasarkan tes karbon mereka diperkirakan sudah dari 30.000 tahun yang lalu. Hal tersebut senada dengan pendapat Bereson dan Rosenbalt (1979). Sementara itu dalam buku The Official Bicentennial Diary (1988). disebutkan mereka telah datang sekitar 40.000 atau mungkin 70.000 tahun yang lalu.
_______________________________
20 Bahasan pada sub bab 3.1.-3.3. diambil dari diktat kuliah Sejarah Australia Jurusan Pendidikan Sejarah, FPIPS-Universitas Pendidikan Indonesia.
Terlepas dari kapan mereka datang ke Australia, namun yang pasti mereka jauh awal datang dibandingkan orang-orang kulit putih. Mereka sesungguhnya yang berhak disebut sebagai penemu dan pemilik benua itu.
Ketika orang-orang kulit putih mulai datang ke Australia, kehidupan penduduk asli yang masing food gathering tidak mampu menghadapi mereka yang kehidupannya sudah lebih maju. Berawal dari kesalahfahaman, penangkapan, sampai pembunuhan, penduduk asli lama-lama kehidupan mulai terdesak, mereka tidak mampu bertahan, dan akhirnya musnah.

3.2. Kedatangan Orang-orang Kulit Putih ke Australia

Sampai abad ke-15, orang-orang kulit putih (Eropa) masih berbeda pendapat tentang bentuk bumi. Ada yang setuju dengan pendapat bumi itu berbentuk bulat dan terbagi dua secara seimbang antara belahan bumi utara dan selatan. Pendapat lain berpendapat bumi itu berbentuk rata sebagaimana diungkap oleh ahli agama Katolik. Dari pendapat-pendapat  tersebut, ternyata sampai akhir abad ke-16 masih mempengaruhi pandangan orang-orang Eropa. Apabila mengacu pada pendapat pertama bahwa bumi itu bulat, sebenarnya telah diungkap oleh Ptolemy ( ahli matematika dan geografi) pada abad ke-2 masehi. Ia menyebut Terra Australis Incognita (daratan selatan yang belum dikenal) sebagai suatu daratan luas di selatan sebagai penyeimbang daratan yan ada di sebelah utaranya. Sementara itu ahli agama menentang pendapat itu dikarenakan salah satunya tidak ada disebutkan dalam kitab suci (Bible).  Perbedaan pendapat itu pun dengan sendirinya mempengaruhi pendapat tentang keberadaan benua Australia. Berikut ini ada empat buah peta yang diterbitkan di Eropa dalam abad ke-16

Peta 1. dibuat oleh Robert Thorne tahun 1527 nampak bagian-bagian dunia seperti Asia, Eropa, Afrika, dan sebagian Amerika. Benua Australia tampak masih kosong/tidak terpetakan


Peta 2. dipublikasikan di Paris tahun 1587, benua Australia masih belum tampak. Tempat yang seharusnya Australia berada masih digambarkan sebagai lautan terbuka yang kosong tanpa daratan

Peta 3. diterbitkan di Amsterdam tahun 1594 telah menggambarkan daratan yang sangat luas dengan nama Terra Australis. Daratan itu seolah menghubungkan ujung selatan Afrika dan ujung selatan Amerika


Peta 4. dibuat oleh Hondius tahun 1595 nampak Terra Australis yang terpisah dengan Irian

Jika kita perhatikan, perubahan politik sesudah tahun 1453 telah mendorong terjadinya perubahan baru dalam mencari dan menemukan jalan ke sumber barang-barang dagangan yang dibutuhkan oleh orang-orang Eropa, seperti sutera, rempah-rempah, emas, permata, gula, dan barang-barang lainnya. Portugis berhasil memetakan garis pelayaran Eropa: Tanjung Pengharapan – pantai timur Afrika smapai ke Ormuz – India – Malaka – Maluku. Kalau diperhatikan posisi Australia dalam garis pelayaran Portugis tidak Nampak, tetapi setidaknya merupakan langkah penting ke arah penemuan benua Australia. Jika ditarik garis ke selatan dari Maluku akan dijumpai benua Australia. Orang Ambon sendiri menyebut daratan Australia dengan Osse Tara Lia . Itu berarti orang Ambon sebelum Portugis datang ke Maluku telah mengadakan kontak hubungan dengan Australia.
Bangsa Spanyol berhasil memetakan garis pelayaran dari arah barat ke timur. Mereka juga dari Spanyol – ujung selatan Amerika – Samudera Pasifik – Filipina – Maluku. Penemuan jalan laut oleh bangsa Spanyol ini pun penting ke arah penemuan benua Australia. Luis de Torres seorang perwira yang menjadi wakil ekspedisi de Quiros berhasil berlayar memasuki perairan di sebelah selatan Irian. Namanya telah diabadikan pada nama selat yang memisahkan Australia dengan Irian yaitu Selat Torres. De Quiros sendiri dalam buku pelayarannya mengatakan telah menemukan daratan selatan yang dicari-cari. Daratan itu hendaklah disebut Austrialia del Espiritu Santo sebagai penghormatan kepada Raja Spanyol.
Selanjutnya pelayaran yang dilakukan oleh orang-orang Belanda jauh lebih baik dalam menemukan benua Austalia. Setelah berhasil sampai ke Indonesia, orang-orang Belanda mulai menyelidiki, memetakan , dan mempublikasikan hasil temuan pelayarannya. Penemuannya itu berhasil memetakan garis besar pantai utara dan barat benua Australia yang terletak di sebelah selatan kepulauan Maluku. Tokoh penting orang Belanda yang berhasil mengunjungi Australia di antaranya Willem Jansz yang memotong Selatan Torres hingga sampai ke semenanjung York.  Tempat yang disinggahinya diberi nama Tanjung Keerweer (turn back). Dirk Hatog secara kebetulan mendarat di Hartog‟s Islands.  Frederick de Houtman sampai di pantai barat Australia di sebelah kota Perth sekarang. Abel Tasman sendiri telah sampai  di pantai barat South Island (New Zealand/ Staten Land), Van Diemen‟s Land. Oleh bangsa Belanda, daratan Australia selanjutnya disebut dengan New Holland. Penemuan-penemuan mereka tidak ditindaklanjuti dengan pendudukan karena dianggap gersang dan akan dianggap pemborosan keuangan.

Berikut ini peta pelayaran yang dilakukan orang-orang Belanda dalam penemuan benua Australia.



Penjelajahan Belanda selanjutnya disusul oleh pengusaha sekaligus bajak laut Inggris William Dampier. Kapten James Cook berlayar menelusuri seluruh panjang pantai timur di tahun 1770, lalu berhenti di Botany Bay di tengah perjalanannya; dan tak lama kemudian ia mengklaim benua ini untuk Inggris dan menamakannya New South Wales. Di tahun 1779, Joseph Banks (seorang naturalis dalam armada Kapten Cook) mengusulkan cara agar Inggris dapat mengatasi masalah kepadatan di penjara-penjaranya dengan mengirimkan narapidana ke New South Wales. Di tahun 1787, armada pertama berlayar menuju Botany Bay, terdiri dari 11 kapal dengan jumlah penumpang 1036 (736 narapidana dan 300 sipir). Armada ini tiba tanggal 26 Januari 1788, tapi segera berpindah ke utara ke Sydney Cove, yang memiliki tanah serta air yang lebih baik. Bagi para pendatang baru ini, New South Wales merupakan tempat yang panas, keras dan buruk, dan ancaman kelaparan menghantui koloni ini selama bertahun-tahun. Untuk berjuang melawan alam dan pemerintah yang penuh tekanan, orang-orang Australia baru ini membentuk sebuah budaya yang kemudian menjadi dasar dari legenda 'Aussie battler‟ .
Peta Eksplorasi Lautan dan Pedalaman

Dalam beberapa dekade kemudian, datanglah para pemukim bebas yang tertarik ke Australia, tapi penemuan emas di 1850-anlah yang secara permanen mengubah koloni ini. Arus imigran yang besar dan beberapa penemuan emas yang besar mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengubah struktur sosial di koloni. Kaum Aborigin terusir paksa dari tanah suku mereka, saat para pendatang merebut tanah untuk pertanian atau pertambangan.

3.3. Pembentukan Koloni-koloni Inggris di Australia dan Lahirnya Commonwealth of Australia
Keberhasilan Inggris melakukan eksplorasi, baik coastal exploration (eksplorasi pantai) maupun inland exploration (eksplorasi pedalaman) telah membuka pintu bagi pembukaan dan perluasan koloni. Bukan saja perluasan koloni di New South Wales dalam arti area pemukiman, tetapi juga bagi kemunkinan berdirinya koloni-koloni lain di sudut-sudut Australia.
Secara tradisional motif utama yang mendorong Pemerintah Inggris membuka koloni di Australia adalah untuk memenuhi kebutuhan tempat pembuangan narapidana. Dimana pada akhir abad ke-17 kemiskinan dan kejahatan merupakan gejala yang selalu nampak dalam kehidupan masyarakat Inggris, baik di daerah pedesaan maupun di kota-kota. Banyaknya kejahatan menyebabkan  penuhnya penjara-penjara di Inggris. Untuk menambah kapasitas penjara pemerintah menampung dalam kapal-kapal yang sudah tidak layak berlayar untuk dijadikan penjara terapung. Keadaan tersebut membuat pemerintah Inggris berpikir untuk mencari tempat pembuangan narapidana yang jauh dari negeri Inggris. Akhirnya diputuskan New South Wales adalah tanah yang cocok sebagai tempat pembuangan narapidana.
Motif lainnya pembukaan koloni di Australia, menurut para sejarawan lainnya adalah sebagai “naval supply and maritime base” hal ini dikaitkan dengan “swing to the east” dalam rangka peningkatan pelayaran dan perdagangan Inggris dengan Cina melalui pantai timur Australia sehubungan di sebelah Barat Australia sudah ada kekuasaan Belanda di Indonesia. Untuk itu pembukaan koloni di New South Wales adalah untuk menyediakan tempat persinggahan dan pangkalan pemasokan kapal-kapal Inggris yang melintasi Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Setelah koloni New South Wales berdiri, selanjutnya koloni ini dipimpin oleh gubernur. Gubernur pertama adalah Arthur Philip dari angkatan laut yang berusaha menjadikan koloni itu “selfhelp” mampu berdiri sendiri. Menurut dia jumlah free setller harus ditingkatkan agar mereka tenaga kerja yang produktif. Berbeda jika mereka statusnya masih narapidana yang tergolong tenaga kerja tidak produkif yang akan menghambat selfhelp.
Sesudah Letnan Gubernur  Arthur Philip (1792-1795) keadaan di koloni sempat dikuasai para Perwira Corps. Mereka memonopoli perdagangan, terutama perdagangan rum. Setiap ada usaha yang mengganggu dan merugikan mereka pasti akan ditentang. Begitu juga ketika datang gubernur pengganti Arthur Philip, mereka tidak patuh pada keputusan gubernur. Sebaliknya mereka sering berselisih sampai pada tiga gubernur selanjutnya. Gubernur Hunter dituduh tidak layak jadi gubernur, King dihina, dan puncak perselisihan terjadi ketika masa pemerintahan gubernur William Bligh yang dijebloskan ke dalam penjara. Peristiwa itu terkenal dengan nama Rum Rebellion.
Selanjutnya di bawah pemerintahan Lachlan Macquarie, seorang perwira dari Angkatan Darat Inggris berhasil melumpuhkan kekuasaan Perwira Corps. Mereka tidak lagi berkuasa penuh sehingga Macquarie berhasil memacu koloni kearah kemajuan yang pesat. Pengetahuan tentang garis besar pantai Australia sudah banyak dicapai dilanjutkan kea rah pedalaman. Great Dividing Range atau the Blue Mountains dapat ditembus leh Gregory Balxland, Lawson, dan Wenworth. Ekplorasi itu memngkinkan perluasan koloni dan pembentukan koloni-koloni lainnya di Australia, yaitu sebagai berikut.

3.3.1.      Tasmania
      Koloni Tasmania mulai berkembang dari pemukiman yang dimulai di daerah Sungai Derwent yang kemudian berpusat di Hobart dan di Port Dalrymple yang kemudian berpusat di Lounceston. Pada awal pertumbuhannya kedua pemukiman itu maisng-masing dipimpin oleh seorang letnan gubernur yang mewakili gubernur New South Wales.
Sejak tahun 1813 kedua pemukiman itu (Lounceston dan Hobart) dtempatkan di awah seorang letnan gubernur dan letnan gubernur yang pertama yang berkuasa atas kedua daerah itu adalah Kolonel Davey. Dengan mendorong kemajuan pertanian serta menjadikan Hobart sebagai pelabuhan bebas, Davey berusaha menjadikan Tasmania sebagai koloni yang mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Dalam usahanya ini ia berhasil. Saying sekali ia kurang disenangi gubernur New South Wales karena Davey adalah orang yang kurang disiplin, dan suka minum-minum keras.
Sebagai bagian dari New South Wales, Tasmania pernah dijadikan sebaai tempat pembuangan narapidana yang berkelakuan palin buruk, bahkan di Tasmania sempat dibangun satu penjara khusus yaitu Macquarie Harbour, di pantai barat pulau itu.
Pada tahun 1825 Tasmania dipisahkan dari New South Wales. Dalam perkembangan selanjutnya Tasmania mempunyai kedudukan setara dengan New South Wales, dan berhak mempunyai legislative council seperti New South Wales. Ketika New South Wales mulai mempersoalkan tranportasi narapidana, Tasmania pun mengajukan tuntutan agar system narapidana di sana pun dihapuskan. Tuntutan mereka ini menjadi kenyataan pada tahun 1852.
Pada tahun 1855 koloni ini menyelenggarakan pemerintahan sendiri dan secara resmi sejak itu mengubah namanya dari Van Diemen‟s Land menjadi Tasmania. Ditemukannya tambang tembaga, perak, dan bahan-bahan  mineral lainnya dalam decade 1870-an, menambah pesatnya kemajuan yang dialami oleh Tasmania. Ekberhasilannya dalam mengekspor buah-buahan, serta bentuk pulaunya, menyebabkan Tasmania terkenal sebagai The Apple Isle.

3.3.2.      Australia Barat
      Daerah pantai Australia Barat sudah dienal oleh pelaut-pelau Belanda sejak decade kedua abad ke-17. Kondisi alamnya yang gersang tidak merangsang prang-orang Belanda maupun Inggris untuk mendudukinya. Pada akhir abad ke-18 dan permulaan abad ke-19 ekspedisiekspedisi penyelidikan Prancis mengunjungi daerah pantai Australia Barat tersebut, lalu tersiar kabar yang tidak jelas bahwa Perancis bermaksud menduduki daerah itu. Khawatir didahului oelh Perancis, dan merasa terlalu jauh harus mengawasi daerah itu dari Sydney, emndorong gubernur Darling mengirimkan Mayor Lockyer mendirikan pos di King George Sond (Alban) pada tahun 1827. Pada tahun yang sama, James Stirling menyelidiki daerah Swan River, dan sangat tertarik untuk mendudukinya. Gubernur Darling mengutus Stirling ke Inggris untuk meminta kepada pemerintah agar segera menduduki daerah Swam River. Pemerintah Inggris menolak. Lalu Stirling berusaha menghubungi orang-orang pemilik modal untuk beremigrasi ke Swam River dan membuka usaha di sana.
      Terpengaruh oleh Stirling, Thomas Peel membentuk kongsi untuk membuka kolni di Swam River. Rombongan Peel tiba di Swam River pad tahun 1829. Mula-mula mereka memndarat di suatu tempat di mana sekarang berdiri Fremantle, akan tetapi kemudian mereka pindah kea rah utara ke tempat dimana sekarang berdiri kota Perth. Dari sinilah berkembang koloni Australia Barat yang sekarang menjadi salah satu Negara bagian dalam Cmmonwealth of Australia. Berbagai factor menyebabkan sejarah permulaan koloni Australia Barat diisi oleh cerita-cerita kekecewaan yang lebih dekat kepada kegagalan. Salah satu sumbernya adalah kekurangan tenaga kerja. Oleh karena itu, ketika koloni-klni lain sudah menolak transportasi narapidana Australia Barat justru meminta. Sejak tahun 1980 dilakukan transportasi narapidana ke Australia Barat yang baru berakhir pada tahun 1868. Dibanding dengan koloni-koloni lain di Australia, Asutralia Barat adalah koloni terakhir yang melakukan pemerintahan sendiri sebagai daerah otonom dalam lingkungan kekuasaan Inggris.
     
3.3.3.      Queensland
      Untuk pertama kali Queensland dihuni oleh masyarakat kulit putih pada tahun 1824. Ditemukannya pemukiman yang baik di Queensland sebagian besar merupakan jasa para penjelajah (eksplorer). John Oxley misalnya menyelidiki daerah Moreton Bay, tempat pemukiman pertama di Queensland. Pada tahun 1827 pemukiman baru di Darling Downs dibuka lagi oleh Allan Cunningham.
      Pada mulanya pemukiman di Queensland tumbuh dan berkembang sebaai bagian dari New South Wales. Setelah mengalami kemajuankemajuan, Queensland akhirnya merasa tidak puas lagi berada di bawah New South Wales. Rakyat di Queensland menginginkan agar Queensland dipisahkan dari New South Wales. Keinginan mereka ini dikabulkan oleh Pemerintah Inggris pada tahun 1859.
      Kondisi dan kekayaan Queensland sangat membantu kemajuan di sana. Letak negerinya yang sebagian berada di daerah tropis, memungkinkan Queensland mengusahakan perkebunan kapas yang pernah sangat menguntungkan negeri itu dan juga perkebunan tebu. Dalam mengusahakan perkebunan tebu ini Queensland memerlukan tenaga buruh yang tidak terlalu mahal. Akibatnya terjadilah apa yang disebut “Kanakas Traffic” yang menimbulkan dilemma bagi negeri itu. Dengan pertimbangan-pertimbangan keamanan, Queensland meminta kepada Pemerintah Inggris agar segera menduduki Irian Timur, nemun permintaannya itu berkali-kali ditolak oleh Pemerintah Inggris. Akhirnya pada tahun 1883 Quensland bertindak sendiri mendudukinya dan menytakan Irian Timur sebagai milik Inggris. Pada thaun 1884 Inggris menguatkan tindakan Queensland tersebut. Untuk selanjutnya sampai tahun 1901 Irian Timur yang menjadi milik Inggris itu diperintah dari Queensland.
3.3.4.      Victoria
      Sebagai bagian dari New South Wales, Victoria semula disebut Distik Port Philip. Kolonis yang mula-mula dikirim ke daerah ini adalah rombongan David Collins yang ditugaskan membuka pemukiman di Sorento. Akan tetapi karena tempat ini kurang cocok untuk ditempati, Collins beserta rombongan pindah ke Tasmania.
      Orang kulit putih yang mula-mula menetap di daerah ini ialah Henty Bersaudara, yang menempati Teluk Portland pada tahun 1834. Kemudian dalam tahun 1835 Batman dan asosiasinya menduduki daerah Sungai Yarra, dan pada tahun yang sama kelompok Fawkner juga mendirikan pemukiman di tempat di mana sekarang berdiri kota Melbourne. Sama dengan Henty bersaudara, kedua kelompok yang disebutkan terakhir juga berasal dari Tasmania. Mereka menempati Distrik Victoria tanpa seiijin pemerintah sehingga mereka tergolong penghuni liar yang dalam sejarah Asutralia disebut squatter. Batman mempunyai pengalaman yang unik dalam kehadirannya di daerah ini.  Pada tahun 1837 gubernur Bourke mengunjungi daerah ini dan meresmikan nama-nama Kota Williamstwon dan Melbourne. Sampai tahun 1850 Victoria masih merupakan bagian dari New South Wales. Untuk mewakili gubernur New South Wales di sana diangkat seorang superintendent (pengawas). Rasa tidak puas di bawah New South Wales mendorong rakyat di Distrik Port Philip menuntut pemisahan. Tuntutan itu mula-mula dijawab dalam bentuk hak distrik dengan memilih 6 dari 24 anggota legislative council di New South Wales. Jawaban pemerintah ini tidak memuaskan mereka. Pada tahun 1850 Victoria dipisahkan dari New Saouth Wales, dan sejak tahun 1851 menetapkan dan melaksanakan pemerintahan sendiri.
3.3.5.      Australia Selatan
      Kalau Australia Barat dapat disebut koloni suatu kongsi, maka Australia Selatan dapat disebut koloni suatu teori. Hal itu dikarenakan pembentukkannya didasarkan pada suatu teori yang dikemukakan oleh Wakefield. Astralia Selatan dibentuk dengan memotong areal seluas 300.000 mil persegi dari wilayah New South Wales. Romobongan kolonis pertama tiba pada tahun 1830, emndarat di Pulau Kangaroo, namun akhirnya memilih lokasi untuk menetap di tempat di mana sekarang berdiri kota Adelaide.
      Pada awal berdirinya koloni ini, di sana berjalan dualisme kekuasaan yang membawa berbagai komplikasi. Namun akhirnya pemerintah Inggris mengahpuskan dualism tersebut dengan cara memamnggil kedua pejabat, gubernur dan komisaris residen, lalu mengangkatnya gubernur baru yaitu Gawler.
      Di sekitar tahun 1840 koloni itu hampir bangkrut, untuk diselamatkan oleh penemuan tambang tembaga di Kapunda pada tahun 1842 dan kemudian tambang yang lebih kaya lagi di Burra-burra. Gebernur Grey, berusha menjadikan kolni ini mampu berswasembada. Sebagai seorang gubernur yang berhasil, Grey mendapat pujian dari Perdana Menteri Inggris dalam pidatonya di depan MAjelis Rendah. Sejak tahun 1853, Australia Selatan mulai berusaha mempersiapkan pemerintahan sendiri, namun baru berlaku secara efektif tahun 1856.
      Bila kita perhatikan setelah tumbuhnya koloni-koloni di Australia, pada tahun 1850 Pemerintah Inggris mengeluarkan undang-undang ang disebut dengan Australian Colinies Government Act. Dalam undang-undang ini, setiap koloni ditawari dengan penyusunan pemerintahan sendiri. Selanjutnya mulai tahun 1850, berdiirlah lima koloni yan masing-masing memiliki pemerintahan sendiri, yaitu New South Wales, Victoria, Tasmania, Australia Selatan, dan Queensland. Koloni terakhir yang mejalankan pemerintahan sendiri adalah Australai bagian barat.
      Perkembangan selanjutnya, Australian Colonies Government Act (1850) oleh Parlemen Inggris, dari satu sisi dipandang sebagai historical accident (kecelakaan sejarah). Undang-undang itu menjadi landasan hukum perpecahan di antara koloni  yang hamper berjalan 50 tahun. Menjelang akhir abad ke -19 seluruh unsure yang menghendaki persatuan berhasil mengkontruksi landasan yang menghendaki persatuan Australia. Faktor-faktor pendorongnya antara lain: munculnya kekuasaan Eropa lain di daerah Pasifik seperti Jerman dan Perancis, keinginan mereka untuk menjaga agar benua ini hanya diisi oleh orang-orang kulit putih, hasratnya meningkatkan kesejahteraan ekonomi melalui kerja sama ekonomi, ketenagakerjaan, adanya perkembangan alat-alat komunikasi, aspek militer, dan kebanggaan untuk disebut sebagai orang Australia dibandingkan nama orang Tasmania , Victoria, dan sebagainya. Selanjutnya pada tanggal 1 Januari 1901, lahirlah Commonwealth of Australia sebagai wadah yang mempersatukan seluruh koloni Inggris di Australia.
3.4. Sejarah Masuknya Islam di Australia
Sejarah masuknya Islam ke Australia dimulai dari interaksi pertama nelayan yang berasal dari Sulawesi selatan (Indonesia) dengan penduduk asli bagian utara Australia (Aborigin) pada sekitar tahun 1750. Tidak banyak jumlah muslim yang tinggal di Australia saat itu, sampai pada sekitar tahun1860 serombongan pengembala onta berasal dari Afganisthan dating ke Australia menambah jumlah muslim yang tinggal diaustralia. Pada abad ke 19 Australia mempunyai banyak daerah/tanah yang kaya akan sumber daya alam yang belum tereksploitasi sebagian tanah dari tersebut berupa padang pasir dengan temperatur yang sangat tinggi dengan sedikit sumber mata air. Onta merupakan binatang ideal untuk kondisi tersebut, maka pada tahun 1840 seorang bernama Horrick memasukkan atau mengimport pertama kali onta ke Australia, dia ingin membandingan onta dan kuda sebagai hewan pengankat barang di padang pasir, tetapi isi ini gagal. Kelompok onta datang selanjutnya pada tahun 1860 sebanyak 24 ekor onta. Dengan mencoba mempergunakan onta sebagai hewan pengangkut.21
Islam masuk ke australia pada abad ke 19, Islam dibawa oleh para pengembara dari afganistan yang setiap melakuakan perjalanan hanya berbekal tikar untuk shalat. Para pengembara afghanistan akhirnya mampu membangun masjid di Broken Hill dan New South Wales dari bahan kayu. selanjutnya ke kota perth ibu kota australia barat dan adelaide ibu kota australia tengah. tahun 1924 pendatang dari albania sebagai pentani tembakau di australia utara meningkatkan perkembangan islam disana. Kemudian setelah selesai perang dunia ke II orang orang yugoslavia yang belajar di australia tengah di pimpin oleh imam ahmad saka lebih menggiatkan pembangunan masjid masjid adelaide sebagai pusat aktivitas keagamaan. Menurut catatan statistik tahun 1975 australia berpenduduk 13.130.000 orang yang 1% (132.000) beragama Islam.22
Premier Australia Barat, Alan Carpenter MLA pernah mengatakan, bahwa kedatangan Islam sudah ada sejak 1860 seiring dengan mulai dipekerjakannya para penunggang unta asal Afghanistan dalam ekspedisi keluarga Burke dan Wills. Alan Carpenter menyebut masjid paling pertama dibangun di ausltralia justru berada di Perth. Sejak masjid pertama yang didirikan tahun 1905 untuk menampung jamaah muslim Afghanistan yang bekerja sebagai penunggang unta dan muslim India yang bekerja sebagai pengusaha, kini terdapat setidaknya 10 masjid di perth.
_____________________________
21 Awaludi Wafiyah Pimay, 2005, Sejarah Dakwah, Semarang. Hlm. 266
22 AE. Priyono. Ensiklopedi Tematis Dunia Islam Masa Kini. Hlm 278
Muslim di Australia saat ini berdasarkan sensus dari Australian bureau of statistics (ABS) pada tahu 2001, jumlah muslim di Australia sebesar 281.578 orang, atau 1,5% dari populasi jumlah penduduk Australia. Sedangakn menurut estimasi dari salah satu lembaga islam New South Wales (SNW) mencapai 300.000 orang.23
 Sensus juga menunjukkan bahwa muslim di Australia berasal dari berbagai Negara, dengan hanya 20,8% berasal dari Lebanon dan 14.5% berasal dari Turky, sedangkan 64,7% berasal dari sekitar 9 negara (Indonesia, Afganisthan, Bosnia Dsb). Sensus tersebut juga menunjukkan bahwa muslim Australia mempunyai pendidikan yang cukup baik dibandingkan dengan penduduk Australia secara keseluruhan, 21,7% dari muslim Australia yang berusia 15 tahun mempunyai gelar sarjana (bachelor degree) atau lebih tinggi dibandingkan dengan 12,4% dari penduduk Australia keseluruhan. Kesimpulan penting dari hasil statistic ini adalah bahwa anggapan negatif tentang mayoritas Muslim Australia tidak berpendidikan terutama yang berasal dari bangsa Arab adalah tidak besar.

3.5. Islamophobia di Australia
Phobia dianggap sebagai bentuk khusus ketakutan. Kecemasan dalam phobia dialami apabila seseorang menghadapi objek atau situasi yang ditakuti atau dalam antisipasi akan menghadapi kondisi tersebut. Sebagai tanggapannya, orang menunjukkan tingkah laku penghindaran yang merupakan ciri utama semua phobia (De Clerq, 1994).24
Sekelompok ahli hubungan antar ras atau suku bangsa di Inggris mulai membentuk sebuah komisi khusus dan mempelajari serta menganalisis Islamophobia mulai tahun 1995. Komisi yang meneliti tentang muslim di Inggris dan Islamophobia melaporkan bahwa Islam dipersepsikan sebagai sebuah ancaman, baik di dunia maupun secara khusus di Inggris. Islam disebut sebagai pengganti kekuatan Nazi maupun komunis yang mengandung gambaran tentang invasi dan infiltrasi. Hal ini mengacu pada ketakutan dan kebencian terhadap Islam dan berlanjut pada ketakutan serta rasa tidak suka kepada sebagian besar orang-orang Islam.



_____________________________
23 Masyhud, Diktat Mata Kuliah Sejarah Dakwah,Surabaya 2010. Hlm 115
24 De Clerq, (1994). Tingkah Laku Abnormal: Dari Sudut Pandang Perkembangan. Jakarta: Grasindo.
Kebencian dan rasa tidak suka ini berlangsung di beberapa negara barat dan sebagian budaya di beberapa negara. Dua puluh tahun terakhir ini rasa tidak suka tersebut makin ditampakkan, lebih ekstrim dan lebih berbahaya (Runnymede Trust, 1997).25
Istilah Islamophobia muncul karena ada fenomena baru yang membutuhkan penamaan. Prasangka anti muslim berkembang begitu cepat pada beberapa tahun terakhir ini sehingga membutuhkan kosa kata baru untuk mengidentifikasikan. Penggunaan istilah baru yaitu Islamophobia tidak akan menimbulkan konflik namun dipercaya akan lebih memainkan peranan dalam usaha untuk mengoreksi persepsi dan membangun hubungan yang lebih baik (Young European Muslims, 2002).26
Islamophobia tidak dapat dipisahkan dari problema prasangka terhadap orang muslim dan orang yang dipersepsi sebagai muslim. Prasangka anti muslim didasarkan pada sebuah klaim bahwa Islam adalah agama “inferior” dan merupakan ancaman terhadap nilai-nilai yang dominan pada sebuah masyarakat (Abdel-Hady, 2004).27
Islamophobia memiliki beberapa karakteristik. Untuk memahami karakteristik ini dalam laporan Runnymede menjelaskan sebuah kunci untuk memahami perbedaan tersebut, yaitu pandangan yang terbuka dan pandangan yang tertutup terhadap Islam (open and closed views of Islam). Phobia dan ketakutan terhadap Islam yang terjadi merupakan karakteristik dari pandangan yang tertutup terhadap Islam (closed views), sementara ketidaksetujuan yang logis dan kritik serta apresiasi maupun pernghormatan merupakan pandangan yang terbuka terhadap Islam (open views).
Dari beberapa deskripsi di atas dapat disimpulkan bahwa Islamophobia adalah bentuk ketakutan berupa kecemasan yang dialami seseorang maupun kelompok sosial terhadap Islam dan orang-orang Muslim yang bersumber dari pandangan yang tertutup tentang Islam serta disertai prasangka bahwa Islam sebagai agama yang “inferior” tidak pantas untuk berpengaruh terhadap nilai-nilai yang telah ada di masyarakat. Mengapa orang benci atau takut kepada komunitas Islam? Sebuah jawaban sederhana yang dapat menjelaskan mengapa orang membenci fihak lain adalah perasaan kalah dan tidak mengetahui bagaimana cara untuk menang.
_________________________________
25 Runnymede Trust, (1997). Islamophobia: A Challenge for us all. London: Runnymede Trust, Commission on British Muslims and Islamopbobia
26 Young European Muslims, (2002). Islamophobia and The West. Young European Muslims 5 (2002): 10th April 2004, http://lancashiremosques.com/data/ newsletter/issue5.pdf.
27 Abdel-Hady, Z. (2004). “Islamophobia…A Threat….A Challenge! Published paper on “International Conference On Muslim and Islam in 21st Century: Image and Reality”. Kualalumpur: International Islamic University of Malaysia
Prasangka sosial akan muncul ketika seseorang berperilaku dan bersikap negatif terhadap seseorang karena keanggotaannya pada kelompok.
Beberapa istilah yang terkait dengan prasangka adalah diskriminasi, etnosentrisme, in-group favouritism, in-group bias, out-group derogration, social distance dan stereotip. Hal ini dapat dikaji dari beberapa pendekatan yaitu pendekatan individual, kognitif, antar kelompok, dan sosiokultural.

3.6. Pertumbuhan dan Perkembangan Islam di Australia Saat Ini
Australia Penduduknya terbagi dari berbagai etnis yaitu Aborigin sebagai penduduk pribumi, Kulit putih keturunan Eropa, penduduk keturunan Asia baik dari Asia Timur, Asia Tenggara, Asia Barat maupun dari Asia Selatan.  Islam mempunyai sejarah yang lama dan beraneka ragam di Australia. Semasa penempatan Eropa awal, setengah kelasi dan bantuan Muslim telah tiba di Australia tetapi tidak banyak yang diketahui tentang mereka kerena mereka tidak meninggalkan apa-apa kesana, kecuali beberapa rujukan di sana sini kepada nama mereka. Saat penempatan Eropa awal, beberapa pelaut dan tahanan muslim telah tiba di Australia tetapi tidak banyak yang diketahui tentang mereka karena mereka tidak meninggalkan apa-apa efek, kecuali beberapa referensi di sana sini ke nama mereka. Tidaklah sehingga abad ke-19 bahwa suatu kehadiran Islam yang tetap dikenali.
Pada dekade 1870-an , penyelam-penyelam Melayu Muslim telah diambil sebagai penyelam mutiara melalui perjanjian dengan Belanda untuk mengerjakan kawasan-kawasan perburuan mutiara di Australia Barat dan Wilayah Utara . Pada tahun 1875 , ada 1,800 orang penyelam Melayu yang bekerja di Australia Barat. Kebanyakan mereka kemudian pulang ke negara masing-masing.
Unta di import ke Australia sejak dari dekad 1860-an untuk membantu penjelajah Eropah membukakan kawasan pedalaman yang kering. Para juru latih unta juga berimigrasi ke sini untuk mengendalikan unta-unta yang diperkenalkan untuk memenuhi permintaan logistik di gurun- gurun Australia yang amat luas. Kebanyakan juru latih ini adalah Muslim dan walaupun mereka datang dari berbagai-bagai negara, mereka biasanya dirujuk di Australia sebagai ”Afghan“, perkataan bahasa Inggris untuk orang Afghanistan. Oleh sebab pengetahuan dan kemahiran kaum juru latih itu tentang unta, mereka telah diberikan penghargaan untuk menyelamatkan banyak penjelajah Eropah yang awal, dan adalah amat penting untuk penjelajahan. Karena pengetahuan dan keterampilan kaum pelatih itu pada unta mereka telah diberikan penghargaan untuk menyelamatkan banyak penjelajah Eropa yang awal, dan sangat penting untuk eksplorasi. Disebabkan sumbangan mereka, landasan kereta api utara-selatan dinamai sebagai The Ghan, singkatan untuk “The Afghan”. Karena kontribusi mereka, jalan kereta api utara-selatan dinamai sebagai The Ghan , singkatan untuk “The Afghan”.28
Islam di Australia merupakan kelompok agama terbesar keempat, setelah Kristen, “Tanpa Agama“, dan Buddhisme. Menurut sensus 2006, sekitar 340.392 orang atau 1.71% dari penduduk Australia adalah Muslim. Menjadi komunitas yang ditetapkan berdasarkan identitas keagamaan, masyarakat Muslim Australia merupakan masyarakat yang paling beragam secara etnis atau secara ras, dengan anggota dari berbagai latar belakang etnis dan ras. Dengan demikian, bagian-bagian berbeda di dalam komunitas Muslim Australia juga dapat mendukung identitas tambahan, terbebas dari identitas Muslim mereka, sering berhubungan dengan teman non-Muslim, di Australia maupun luar negeri.
Meskipun kemunculannya sebagai agama di Australia sering dianggap sebagai “baru” bagi warga non-Muslim Australia dan lebih dikenal karena gelombang migrasi dari Dunia Muslim yang beragam  termasuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Asia Tenggara, Balkan di Eropa, Anak benua India, dan Afrika Sub-Sahara faktanya, Islam memiliki sejarah yang panjang di Australia. Sejarah ini merentang tidak hanya ke beberapa Muslim yang tiba sebagai bagian dari kontak pertama Eropa dan masa kolonial, tapi juga ke masa sebelumnya dan kemunculan awal Kristen sebagai agama non-pribumi yang dominan jumlah penganutnya.

3.6.1.  Pembangunan Masjid
                        Pembangunan Masjid mesjid yang indah Pada abad 20 M perkembangan masjid-masjid di Austrlia cukup menggembirakan, karena dibuat oleh arsitek Australia sendiri, seperti Brisbone tahun 1907 didirikan oleh arsitek Sharif Abosi dan Ismeth Abidin.
1.      Tahun 1967 di Quesland didirikan masjid lengkap dengan Islamic Center dibawah pimpinan Fethi Seit Mecca.
2.      Tahun 1970 di Mareeba diresmikan masjid yang mampu menampung 300 jamaah dengan imam Haji Abdul Lathif.
3.      Di kota Sarrey Hill dibangun Masjid Raya Faisal bantuan Saudi Arabia
_____________________________
28 Arthur Clark, Camels Down Under “..2006 Saudi Aramco World,hal 19
Di Sidney dibangun masjid dengan biaya 900.000 dollar AS.29

3.6.2. Pendidikan Islam
                        Di Brisbone didirikan “Quesland Islamic Society” untuk menyadarkan anak-anak muslim mendirikan shalat dan meningkatkan silaturahmi. Pelajarnya berasal dari Indonesia, India, Pakistan, Turki, Afrika, Lebanon dan Australia sendiri. Kemudian di Goulbourn didirikan “Goulbourn College of Advanced Education” yakni pendidikan guru yang telah melahirkan sarjana muda, sarjana lengkap master. Tokoh Goulbourn College antara lain Dr. El-Erian (pelarian dari Mesir ketika Gamal Abdul Nasser berkuasa).

3.6.3. Organisasi Islam
1.      Australian Federation of Islamic Councils (AFIC) adalah himpunan dewan-dewan Islam Australia berpusat di Sydney.
2.      Federation of Islamic Societies adalah Himpunan masyarakat muslim, terdiri atas 35 organisasi masyarakat muslim lokal dan 9 dewan Islam negara-negara bagian.
3.      Moslem Student Asociation adalah himpunan mahasiswa muslim yang menerbitkan majalah “Al-Manaar” berbahasa Arab, Australia dan Mimaret (berbahasa Inggris) Moslem Women’s Center (pusat wanita Islam) yang bertujuan memberikan pelajaran keislaman dan pelajaran bahasa Inggris bagi kaum muslimin yang baru datang ke Australia sedang bahasa Inggrisnya kurang lancar.30

3.6.4. Perkembangan Keagamaan
                        Setelah Perang Dunia kedua (1939-1945) jumlah umat Islam di Australia meningkat dengan cepat.Jumlah warga muslim antara tahun 1947 -1971 dari 2.704 menjadi 22.331.Hal ini terkadi akibat ledakan ekonomi sehingga membuka lapangan baru.31


____________________________________
29 Masyhud, Diktat Mata Kuliah Sejarah Dakwah,Surabaya 2010. Hlm 280
30 Masyhud, Diktat Mata Kuliah Sejarah Dakwah,Surabaya 2010. Hlm 119
31 Buletin Australian Governement, Departemen of Imigration and Citizenship,March 2008 hal 2
                        Banyak muslim dari Eropa terutama dari Turki, Bosnia dan Kosovo berimigrasi ke Australia, Muslim Australia sangat majemuk,berdasarkan sensus tahun 2006 berjumlah 340.000 orang dari jumlah ini yang lahir di Australia sekitar 128.904 orang.Selain itu terdapat migran muslim dari Libanon, Afganistan, Irak, Pakistan, Bangladesh dan Indonesia.
                        Dalam dasawarsa terakhir muslim imigran melalui program pengungsi atau kemanusiaan dari Afrika seperti Somalia dan Sudan.Masyarakat Muslim di Australia terpusat di kota Sydney dan Melbourne,mereka banyak membangun mesjid dan sekolah Islam dan memberikan sumbangan sehingga merendra multibudaya dan etnik di Australia.
                        Berdasarkan sensus dari Australian Bureau of Statistics (ABS) pada tahun 2001, jumlah Muslim di Australia sebesar 281.578 orang, atau 1,5 % dari populasi jumlah penduduk Australia. Sedangkan menurut estimasi dari salah satu lembaga Islam di New South Wales (NSW) mencapai 300.000 orang. Sensus juga menunjukkan bahwa Muslim di Australia berasal dari berbagai Negara, dengan hanya 20,8 % berasal dari Lebanon dan 14.5 % berasal dari Turki, sedangkan 64.7 % berasal dari sekitar 9 negara (Indonesia, Afghanistan, Bosnia, dsb). Sensus tersebut juga menunjukkan bahwa Muslim Australia mempunyai pendidikan yang cukup baik dibandingkan dengan penduduk Australia secara keseluruhan, 21,7 % dari Muslim Australia yang berusia di atas 15 tahun mempunyai gelar sarjana (bachelor degree) atau lebih tinggi, prosentase ini lebih tinggi dibandingkan dengan 12,4 % dari penduduk Australia secara keseluruhan.
                        Kesimpulan penting dari hasil statistik ini adalah bahwa anggapan negatif tentang mayoritas Muslim Australia tidak berpendidikan terutama yang berasal dari bangsa Arab adalah tidak berdasar. Di Benua Australia, Islam menggeliat pelan namun pasti. Saat ini, Islam masih menjadi kelompok minoritas, mendudukki peringkat keempat setelah Kristen (64%), atheis (18,7%), dan Buddha (2,1%), tidak termasuk 11,2% yang tidak mau menjawab apa gerangan keyakinannya—berdasarkan sensus Australia tahun 2006. Diperkirakan saat ini, umat Muslim di Australia berjumlah sekitar 340.392 orang, atau hanya 1,71% dari total populasi Australia.32


_____________________________
32 Buletin Australian Governement,Departemen of Imigration and Citizenship, March 2008
3.6.5. Politik Islam di Australia
                        Secara politik kaum Muslimin Australia belum memiliki saluran politik baik di parlemen maupun di legislatif,sehingga dalam menyalurkan aspirasinya sangat sulit diwujudkan sampai sekarang kaum Muslim Australia hanya sebagai pemilih saja (voter).Belum ada penelitian yang signifikan ke partai mana mereka menyalurkannya,apakah ke partai nasional,partai buruh atau partai liberal? Isu-isu politik memberikan tantangan baru. Setelah serangan teroris 11 September dan kemudian bom Bali, London dan Madrid, pemerintah Australia yang liberal mengadopsi serangkaian kebijakan luar negeri dan dalam negeri yang secara luas dianggap merugikan dan bias terhadap umat Islam.Aliansi pemerintah Australia dengan Amerika Serikat dalam Perang melawan Teror mengambil tentara Australia ke Irak dan Afghanistan-perang yang dianggap oleh banyak orang sebagai menjadikan umat Islam target. Kasus Irak secara khusus telah menghasilkan kegelisahan di kalangan umat Islam Australia.Mereka tidak dapat memahami mengapa Pemerintah Australia mengabaikan sentimen mayoritas menentang perang, yang dinyatakan di publik jalan-jalan besar kota Melbourne dan Sydney, dan memilih untuk terlibat dalam perang dengan dasar hukum yang meragukan. Apakah aliansi dengan Amerika Serikat lebih penting dari pada menghormati hukum internasional.
                        Keterlibatan Australia dalam perang melawan teror merupakan pengalaman pengasingan bagi banyak umat Islam. Hal ini menjadi lebih nyata dengan adopsi undang-undang anti-teror. Undang-undang ini telah dikritik oleh organisasi sipil liberal dan kelompok Muslim sebagai penargetan warga Muslim, daripada dugaan tidak bersalah bagi mereka.
                        Kekuatan badan-badan keamanan untuk menahan tersangka teror tanpa perlu memberikan bukti atau mengenakan kasus itu kepada proses peradilan, melemahkan tersangka untuk membela diri. Tersangka teroris menjadi tersangka bersalah sampai dibuktikan sebaliknya. Membuktikan bahwa mereka bukan teroris adalah hal yang mustahil, dan banyak mengkhawatirkan bahwa umat Islam diletakkan dalam posisi yang mustahil tersebut. Pada tahun 2007 ketika seorang dokter tamu dituduh ada hubungan dengan sel teror di Inggris, kekhawatiran itu terbukti. Dr. Haneef-nama orang itu-memang akhirnya dibebaskan dari setiap tuduhan, tapi tidak sebelum ia kehilangan pekerjaan dan diusir dari Australia. Ini adalah tragedi pribadi yang dirasakan oleh seluruh penduduk Muslim di Australia. Kasus Haneef adalah kasus yang sangat efektif adalah meniup ke diri umat Muslim rasa kepercayaan diri dan keyakinan di Australia. Dalam konteks ini, Pemerintah Australia di bawah kepemimpinan John Howard telah terlibat dalam kampanye populis untuk mempresentasikan dirinya sebagai pelindung terbaik bagi Australia. Penekanan pada nilai-nilai Australia dan pengenalan ujian kewarganegaraan, di tengah laporan-laporan media akan warga Irak dan Afganistan yang mencari suaka tiba di pantai Australia, membuat tegang hubungan antara Muslim dan non-Muslim.

3.6.6. Perkembangan Sosial Budaya
                        Australia adalah tempat jumlah umat Islamnya terus bertambah. Menurut sensus terakhir tahun 2006, lebih dari 340.000 orang mengidentifikasi diri sebagai umat Islam. Ini adalah sekitar 1,7 persen dari total penduduk Australia. Islam secara tradisional yang terkait dengan migran dan para pendatang baru.Hal ini terutama terjadi di tahun 1970-an, tahun 1980-an dan 1990-an ketika gelombang dari para pengungsi dan migran yang baru tiba dari beberapa titik di Timur Tengah. Tetapi semakin lama komposisi umat Islam Australia berubah dari imigran berkembang menjadi penduduk asli. Kini, hampir 40 persen dari umat Islam Australia menganggap Australia sebagai tempat mereka lahir. Hal ini berakibat besar pada bagaimana generasi baru dari umat Islam sendiri menentukan dan mengartikulasi identitas mereka. Pada tingkat yang paling dangkal, mereka sering menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pilihan komunikasi. Di tingkat lebih dalam, mereka melihat Australia sebagai rumah tinggal dan tidak lagi punya keinginan untuk kembali ke tanah leluhur mereka, sebagaimana orang tua mereka lakukan.
                        Muslim Australia heterogen secara kesukuan dan bahasa. Yang terbesar adalah kelompok etnis Libanon, Turki, dan Arab Afghan. Perbedaan suku dan bahasa mempunyai perbedaan historis yang mempengaruhi inisiatif masyarakat, organisasi dan jamaahnya. Akibatnya, masing-masing kelompok etnis cenderung condong ke arah perbedaan masjid atau organisasi etnis yang jelas.Tetapi banyak umat Islam Australia yang telah mencoba menjembatani etnis yang terbagi. Ironisnya, penggunaan bahasa Inggris telah menjadi ukuran yang paling efektif untuk menyatukan umat Islam dari berbagai latar belakang etnis dan linguistik.Integrasi Muslim di Australia menghadapi sejumlah tantangan. Beberapa tantangan itu bersifat struktural dan terkait dengan kemampuan Muslim Australia untuk berpartisipasi secara efektif dalam kegiatan ekonomi yang bermanfaat, sering merupakan hal yang sulit bagi para pendatang baru yang baru saja tiba. Tantangan lain lebih subyektif dan terkait dengan hambatan politik dan budaya.
                        Komposisi sosial-ekonomi umat Islam di Australia beragam. Ada beberapa umat Islam yang telah berhasil mencapai posisi kewenangan dalam bisnis, politik dan pendidikan. Tetapi mayoritas Muslim cenderung masih berada pada posisi rendah.Sensus Australia terakhir disorot karena adanya kekhawatiran ketidakcocokan dalam hal standar hidup dan akses terhadap kekayaan antara Muslim dan non-Muslim. Lebih dari 2 persen dari rumah tangga muslim tidak terdaftar pendapatannya; ini adalah dua kali jumlah non-Muslim dalam kategori tersebut. Dalam hal kepemilikan rumah, indikator keuangan dan keamanan sebuah yayasan, dari ‘Australian dream,’ Muslim terdaftar hanya 15 persen. Kepemilikan rumah di antara sisa penduduk ada pada 33 persen.Angka kerja memperkuat ketidakcocokan di atas antara Muslim dan semua masyarakat Australia. Sedangkan untuk tingkat pengangguran non-Muslim usia 25-45 ada pada 5 persen, tingkat pengangguran yang Muslim adalah 12 persen untuk kelompok usia yang sama. Angka-angka ini menunjukkan bahwa keamanan finansial dan kemiskinan merupakan masalah serius bagi umat Islam.Kenyataannya, angka berkaitan dengan pendapatan rumah tangga menempatkan 40 persen dari rumah tangga Muslim di bawah garis kemiskinan. Masalah sosial-ekonomi riil ini menjadi hambatan bagi integrasi positif dan aktif dalam masyarakat Australia.
                        Angka kerja memperkuat ketidak cocokan di atas antara Muslim dan semua masyarakat Australia. Sedangkan untuk tingkat pengangguran non-Muslim usia 25-45 ada pada 5 persen, tingkat pengangguran yang Muslim adalah 12 persen untuk kelompok usia yang sama. Angka-angka ini menunjukkan bahwa keamanan finansial dan kemiskinan merupakan masalah serius bagi umat Islam.Kenyataannya, angka berkaitan dengan pendapatan rumah tangga menempatkan 40 persen dari rumah tangga Muslim di bawah garis kemiskinan. Masalah sosial-ekonomi riil ini menjadi hambatan bagi integrasi positif dan aktif dalam masyarakat Australia.

3.7. Tantangan Muslim di Australia
     Kondisi Muslim Australia Pasca Bom London 7 Juli 2005 Tidak lama setelah terjadi peristiwa meledaknya bom di London 7 Juli 2005, pemerintahan Negara Barat segera melakukan kampanye terus menerus untuk memberlakukan undang-undang khusus bagi umat Islam yang tinggal di Negara Barat. Mereka mencoba membentuk opini menyesatkan kepada masyarakat bahwa undang-undang baru tersebut dimaksudkan untuk melindungi dan memerangi bahaya serangan terorisme di Negara mereka. Tetapi tidak bisa dielakkan, agenda tersembunyi dari kampanye tersebut yaitu membidik serta melemahkan Islam dan Muslim di Negara Barat segera terlihat nyata.
Strategi dan agenda tersembunyi yang ditunjukkan oleh Pemerintahan Negara Barat mempunyai banyak kesamaan. Propaganda yang dimulai dengan alasan yang dicari-cari untuk memerangi terorisme, segera diperluas untuk memerangi apa yang mereka sebut dengan pendapat/ide radikal dan ekstrim, strategi ini ditargetkan untuk memecah belah Muslim dengan memberi predikat muslim moderat dan muslim radikal/ekstrim.
Di Australia target juga diarahkan ke sekolah-sekolah muslim, dimana pemerintah akan meninjau kembali kurikulum yang diajarkan di sekolah-sekolah tersebut. Rencana ini segera mendapat reaksi keras dari sekolah-sekolah muslim, karena kurikulum yang diajarkan saat ini tidak beda jauh dengan apa yang diajarkan di sekolah-sekolah lainnya, bahkan banyak murid dari sekolah-sekolah muslim tersebut yang mempunyai prestasi lebih tinggi dibandingkan dengan sekolah lainnya. Pemerintah juga mengusulkan agar di sekolah-sekolah muslim lebih banyak diajarkan nilai-nilai kemasyarakatan Australia, seperti toleransi, tanggung jawab dan sebagainya, dimana nilai-nilai tersebut juga ada dalam Islam dan sudah diajarkan di sekolah-sekolah muslim tersebut, lebih dari itu sekolah-sekolah muslim dalam kurikulum belajar  tidak pernah mengajarkan tindakan terorisme. Sedangkan di masjid-masjid, pemerintah mengusulkan agar para Imam masjid diberi pengarahan apa yang seharusnya boleh mereka ceramahkan.
Tidak hanya sampai disitu, anggota parlemen dari partai Liberal Bronwyn Bishop mengusulkan agar melarang pemakaian jilbab di sekolah-sekolah umum, karena  jilbab dianggap bertentangan dengan nilai-nilai kemasyarakatan Australia tentang persamaan dan menyebabkan perpecahan di sekolah-sekolah. Usulan ini juga mendapat tantangankeras baik dari muslim maupun non muslim, sebagian besar yang menentang usulan itu mengatakan bahwa tidak ada bukti pemakaian jilbab di sekolah-sekolah menyebabkan perpecahan dan persamaan hak. Kerry Cullen salah satu kepala sekolah menengah umum tingkat atas (SMTA) di Sydney mengatakan bahwa di sekolahnya hanya ada satu orang yang menggunakan jilbab merah kecoklatan dimana warna tersebut sesuai dengan seragam sekolahnya, dan itubukan suatu masalah di lingkungan sekolahnya. Tidak pernah ada laporan negatif dari guru-guru atau murid-murid yang disebabkan oleh pemakaian jilbab. Kepala sekolah lainnya mengatakan bahwa kita tidak pernah melihat adanya perpecahan yang disebabkan oleh pemakaian jilbab, kami melihatnya sebagai sebuah keragaman budaya.
Banyak permasalahan yang terlihat dalam kehidupan Muslim di Australia  diantaranya adalah angka pengangguran diantara Muslim pendatang lebih tinggi daripada yang lahir di Australia. Upah Muslim juga lebih rendah daripada upah nasional secara umum. Di dunia secara umum, identitas kultural dan keagamaan sedang hangat dibicarakan. Setelah peristiwa 11 September, bom bali, kemudian disusul bom London banyak Muslim yang mendapat perlakuan kurang menyenangkan. Ditambah lagi setelah itu, pemerintah Australia mengadopsi undang-undang anti-teror. Setelah ketegangan itu meredah baru-baru ini dunia dikejutkan serangan teroris di Prancis. Hal ini menambah permasalahan baru bagi Muslim Australia.
        Selain itu di Australia terdapat beberapa gerakan yang menyerang Islam di Australia diantaranya adalah Reclaim Australia dan UPF (United Patriots Front) melakukan aksi dalam penolakan syariat Islam, pembangunan masjid, sertifikasi halal dan pendidikan Islam di sekolah.33
        Gencarnya gerakan Anti-Islam yang dipimpin oleh Geert Wilders menjadi tantangan  baru bagi Islam di Australia. Melalui gerakanya, Wilders menghina Islam, nabi Muhammad dan Al-Qur’an.  Ia telah membentuk partai anti-Islam pusatnya di Perth. Merupakan masalah yang besar karena tidak hanya di Australia, di negara-negara lain juga telah terbentuk gerakan Anti-Islam.34










_________________________________
33 http://www.antaranews.com/berita/507633/demo-anti-islam-digelar-serentak-di-kota-kota-australia diakses pada 13 Maret 2018 pukul 07.07 WIB
34 http://www.republika.co.id/berita/internasional/abc-australia-network/15/10/20/nwij9s366-politikus-belanda-geert-wilders-luncurkan-parpol-antiislam-di-pert diakses pada 13 Maret 2018 pukul 07.21 WIB
3.8. Wacana Gender
Sebagaimana di belahan dunia muslim lainnya, kaum minoritas muslim di Australia dalam masalah yang berhubungan dengan bagaimana perlakuan laki-laki dan perempuan, relatif masih ada persoalan. Persoalan yang muncul berkisar pada masalah dunia kerja, partisipasi politik, dan pendidikan. Namun demikian, persoalan tersebut muncul lebih dikarenakan faktor budaya lokal dan bukan berasal dari ajaran Islam.35
Di beberapa negara, posisi laki-laki dan perempuan sudah sejajar, akan tetapi di negara lainnya nasib mereka masih sangat memprihatinkan, semisal di Afganistan untuk pungutan suara saja kaum perempuan tidak diberikan hak untuk memilih.
Di negara Australia, ada tiga aliran yang selalu mendebatkan wacana gender, mereka adalah kaum tradisionalis, kaum liberal, dan kaum neomodernis.36 Kaum tradisionalis adalah sekelompok kecil perempuan, termasuk beberapa yang berasal dari Eropa, yang sangat vokal menyuarakan bahwa peran perempuan harus dibatasi dan hanya mengurus anak dan suami. Mereka membatasi pergaulan di tempat yang memungkinkan laki-laki dan perempuan bisa berbaur dan bercampur. Mereka mengkritik habishabisan perempuan yang tidak mengenakan jilbab.
Adapun kaum liberalis adalah kelompok yang menentang pandangan tradisionalis yang dianggap sebagai hal yang kuno dan tidak relevan lagi dengan perkembangan zaman. Apa yang mereka inginkan adalah pandangan baru tentang isu perempuan dan memerangi ketidakseimbangan serta menolak simbol-simbol dominasi patriarchal. Jilbab bagi mereka hanyalah simbol penindasan dan mereka tidak menginginkan hal-hal yang artifisial.
______________________________
35 Abdullah Saeed, Islam in Australia (Sydney: National Library of Australia, 2003), hal. 160. Adapun menurut Dona Geberke-White, The Face Behind the Veil , terj. Bandung, MQ Press, 2007, hal. 2, perempuan muslimah di Amerika secara garis besar terbagi menjadi lima. Pertama adalah kelompok tradisionalis. Memakai jilbab bagi mereka adalah eksistensi mereka. Kedua, kelompok pembaur ( blender ). Bagi kelompok ini, kerudung (jilbab) bukanlah sebagai identitas, karena menjadi muslimah tidak harus berjilbab. Ketiga adalah kelompok mualaf, yakni wanita kulit putih yang tertarik untuk memeluk agama Islam dan senang memakai gaun dan kerudung. Hal ini menampik pandangan bahwa perempuan muslim identik dengan kaum emigran. Keempat adalah kelompok tertindas ( presecuted ), yakni emigran perempuan yang masuk ke Amerika karena mereka mengalami penindasan di negaranya. Nasib mereka sangat mengenaskan karena mereka bertempat di barakbarak pengungsian yang kumuh. Kelima adalah kelompok pengubah ( changer ), mereka berkecimpung dalam kegiatan sosial dan mengadakan advokasi terhadap perempuan yang mengalami penindasan. Sebagai contoh adalah Zakia Mahasa yang getol dalam wilayah ini, dan akhirnya terpilih sebagai Kepala Urusan Masalah Keluarga di Pengadilan Keliling Baltimore City dan juga sebagai ketua Mercy Amerika, sebuah lembaga amal muslim yang bermarkas di Michigan
36 Abdullah Saeed, Islam in Australia (Sydney: National Library of Australia, 2003), hal. 166-180
Kaum liberalis ini tidak melaksanakan shalat di masjid dikarenakan shaf mereka yang harus berada di belakang laki-laki dianggap sebagai dominasi kaum laki-laki terhadap perempuan.
Pendapat yang bersifat konstruktif adalah apa yang disuarakan oleh kaum neomodernis. Kelompok ini menyatakan bahwa secara historis telah ada kesalahan penafsiran terhadap peran perempuan. Anggota kelompok ini terdiri atas kaum muda yang tumbuh di Australia, pemeluk baru, dan perempuan yang punya pemikiran agak liberal.
Mereka berpendapat bahwa semua peran publik dapat dipegang oleh perempuan semisal bidang pandidikan, politik, ekonomi dan pengambilan keputusan dan mereka juga menolak anggapan bahwa perempuan bersifat komplementatif bagi laki-laki.
Menurut Abdullah Saeed,37 beberapa isu gender yang mencuat adalah sebagai berikut.
3.8.1.      Poligami
Isu yang paling menyedot perhatian luas dewasa ini adalah masalah poligami. Ada beberapa negara yang membolehkan, ada yang melarang keras, ada juga yang membolehkan dengan beberapa syarat, misalnya harus ada persetujuan dari istri dan pihak pengadilan. Adapun di Australia, poligami dianggap sebagai hal yang ilegal.
Namun bagi kaum tradisionalis, poligami tetap diperbolehkan dan tidak bisa diubah menjadi dilarang hanya karena perubahan sikap dan nilai. Hal yang menarik adalah sebagian besar penolakan mereka lebih dikarenakan masalah pribadi daripada berlatar belakang agama.
Bagi kaum modernis, persoalan dibolehkannya poligami pada awal Islam itu sangt berkaitan dengan kondisi dan atmosfir tertentu. Apabila itu diterapkan pada abad duapuluh satu, sudah tidak tepat lagi meskipun diterapkan di negara yang sangat demokratis seperti Australia. Pada saat yang sama, hukum positif di Australia memang melarang seorang laki-laki berpoligami. Alasannya, seorang laki-laki tidak mungkin memberikan hak yang sama kepada istri kedua, ketiga, atau keempat.38

  _____________________________
37 Abdullah Saeed, Islam in Australia (Sydney: National Library of Australia, 2003), hal. 166-180
38 Abdullah Saeed, Islam in Australia (Sydney: National Library of Australia, 2003), hal. 168

  Oleh Karenanya, kaum muslim Australia generasi kedua dan ketiga sangat menolak adanya poligami, dan yang ada dalam otak mereka adalah isu monogami.

3.8.2.      Hubungan Laki-laki Dan Perempuan
Isu kontroversial yang masih sering muncul di kalangan pegiat gender di Australia adalah pemisahan antara laki-laki dengan perempuan di ranah publik. Kaum tradisionalis masih menyatakan bahwa hak-hak perempuan harus dibatasi, dan perempuan harus memakai penutup muka sehingga mereka tidak dapat dikenali.39
Adapun kaum modernis menyatakan bahwa pemisah itu tidak Islami, karena sejarah menunjukkan bahwa sejak zaman Rasulullah pun perempuan sudah berbaur dengan laki-laki. Sebagai contoh Hadijah, istri Nabi yang pertama adalah seorang pebisnis ulung. Aisyah sebagai panglima perang, dan Shoffa, perempuan yang diangkat olah Umar sebagai supervisor pasar. Sifat pemalu, merasa terbelakang, dan hanya bersembunyi di rumah bukanlah menggambarkan sebagai seorang muslimah yang kuat.
Dari advokasi yang dilakukan oleh kelompok neomodernis, perempuan di Australia sudah banyak yang berperan di arena publik. Banyak yang berprofesi sebagai guru yang mengajar siswa, baik yang berasal dari muslim maupun nonmuslim. Banyak organisasi perempuan yang didirikan, semisal Islamic Womans’ Welfare Council of Victoria yang bergerak di bidang sosial dan menangani emigran baru. Ada pula The Muslim Womans’ Network of Australia yang bergerak di bidang bernegara, memberikan advokasi pendidikan, serta menangani kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga.
Di dalam bidang pernikahan, kelompok modernis berpendapat bahwa orangtua tidak mempunyai hak untuk memaksa anak perempuannya menikah dengan seorang laki-laki yang tidak dicintainya, dia berhak untuk menolaknya. Selain itu, yang paling menarik adalah masalah perceraian.
____________________________
39 Pandangan yang seperti ini lebih parah lagi dialami oleh perempuan minoritas di Norwegia, mereka harus melakukan genital mutilation (Jawa: sepit ) dan kawin paksa. Perempuan meninggal karena sepit ini sudah banyak terjadi, sebagaimana dilaporkan oleh Centre for Woman and Gender Research di Universitas Oslo (http://islam ineurope.blogspot. com/200/7/03/Norway-minority-woman-lastout-at.html, diunduh 15 Maret 2018).
Kaum neomodernis selalu berusaha untuk membela hak di bidang perceraian dan mereka berusaha untuk menyesuaikan dengan hukum positif di Australia. Hal ini karena hukum perceraian Islam klasik yang membatasi perempuan dan lebih didominasi oleh kaum laki-laki dianggap kurang relevan dengan eksistensi muslimah di Australia.

3.8.3.      Muslimah Dan Masjid
Pada kenyataannya, banyak televisi lokal dan juga majalah yang tidak menampilkan berita tentang perempuan yang melaksanakan shalat di masjid. Mereka hanya memberitakan kaum laki-laki, hal ini mengesankan bahwa seakan perempuan tidak boleh melaksanakan shalat berjamah di masjid. Dalam hal ini, baik kelompok tradisionalis dan neomodernis mempunyai pandangan yang sama bahwa perempuan boleh saja melaksanakan shalat di masjid.
Namun yang menjadi isu adalah pandangan kelompok liberal yang bahwa posisi atau shaf perempuan yang harus di belakang laki-laki dianggap sebagai menomorduakan kaum perempuan. Pandangan ini tidak disepakati oleh kelompok neomodernis yang mengatakan bahwa salah satu kesempurnaan jama’ah adalah berbaris rapat dan berdekatan antarbahu satu dengan bahu lainnya. Pemisahan yang dimaksud adalah untuk meningkatkan daya konsentrasi mereka dan tidak ada niat untuk menganggap perempuan inferior.
Oleh karena itu, di masjid-masjid Broadmeadows dan Melbourne, perempuan berada di belakang laki-laki. Namun di Doncaster, sebuah daerah suburban Melbourne, pemisah laki-laki dan perempuan adalah dengan menggunakan gorden atau hijab,40 dan di beberapa masjid sudah didesain untuk pemisahan ini.

3.8.4.      Pendidikan Perempuan
Pada umumnya, pendidikan kaum perempuan muslim minoritas tidak bernasib baik, mereka masih dianggap sebagai makhluk yang tidak perlu pendidikan yang tinggi.

________________________________
40 Abdullah Saeed, Islam, hal. 175. Pemisahan menggunakan hijab dengan baris yang sejajar (tidak depan belakang) sudah lazim di masjid-masjid di tanah air.
Namun hal itu sangat bertolakbelakang dengan apa yang terjadi di Australia, pendidikan mereka jauh relatif lebih baik dan lebih diperhatikan.
Persentase pendidikan kaum perempuan yang berpendidikan SMU ke atas justru lebih tinggi dibanding dengan kaum laki-laki. Pendidikan mereka pun bervariasi, dari jurusan bisnis administrasi, kesehatan, pendidikan, dan sosial budaya. Bahkan pada bidang-bidang profesi yang biasanya didominasi laki-laki, perempuan sangat signifikan seperti profesi ilmu alam dan fisika, insinyur, arsitek bangunan, pertanian, dan sebagainya.
Dari data yang dikumpulkan Abdullah Saeed, terlihat bahwa persentase yang paling kecil bagi perempuan adalah pada bidang pendidikan, hal ini disebabkan menurut Saeed karena sensus tersebut tidak memasukkan pendidikan nonformal atau tradisional. Dengan kata lain, di bidang pendidikan-pun persentase perempuan bisa lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Fenomena yang paling menarik adalah bahwa ternyata perempuan sangat mendominasi pada bidang insinyur dan pertanian, yang selama ini profesi itu identik dengan pekerjaan laki-laki.
Selain itu, ternyata perempuan-perempuan muslim Australia lebih betah tinggal di sekolah, hal ini berarti mereka menikmati pendidikan yang lebih baik dibandingkan dengan laki-laki muslim. Namun sensus yang dilakukan pada tahun 1996 selebihnya menyatakan bahwa keadaan itu berbalik apabila dirata-rata terhadap seluruh remaja di Australia, di mana laki-laki lebih lama mengenyam pendidikan dibandingkan perempuan.

3.8.5.      Gerakan Gender di Australia
Di samping gambaran keberhasilan pendidikan perempuan yang menggembirakan di atas, masih banyak isu tentang peran perempuan, apakah mereka harus berpegang teguh pada Islam tradisional dengan meniru kehidupan Islam Arab meskipun mereka hidup di negara Australia ataukah harus disesuaikan dengan sosial budaya yang berlaku selama tidak bertentangan dengan al-Qur’an dan Hadist.
Untuk melakukan advokasi, didirikanlah beberapa organisasi perempuan bahkan sebagian besar dari organisasi tersebut bersifat multi etnik. Di antara organisasi tersebut adalah:
a.       Muslim’s Woman Association (Lakemba, Sydney) yang bergerak di bidang pengungsian perempuan dan bagaimana manajemen penanganannya.
b.      Islamic Woman’s welface Council of Victoria (Melbourne) yang konsern pada layanan khusus dan program-program peningkatan peran perempuan.
c.       Islamic Social Service Australia (Melbourne) yang konsern pada program bantuan untuk anak-anak muslim.
d.      Islamic Woman’s Association of Queensland Inc. (Brisbane) yang konsern pada layanan terhadap orang lanjut usia dan membantu perempuan dan anak-anak yang membutuhkan.
e.       Islamic woman’s Association Support (Perth) dan Muslim Woman’s Association of South Australia (Adelaide) yang keduanya bergerak dalam bidang seminar, lobi pemerintah, anti diskriminasi, pendidikan perempuan dan anak-anak.
f.       Muslim Woman’s national Network of Australia Inc. (Sydney). Organisasi ini yang dianggap paling berpengaruh dan beranggotakan lebih dari 2000 orang serta merupakan representasi dari seluruh negara bagian dan wilayah di Australia. Organisasi ini mempunyai jaringan dengan organisasi muslim di seluruh negara. Di antara programnya adalah; (1) meningkatkan dan menaikan image perempuan baik dikalangan muslim maupun di luar, (2) meningkatkan kesadaran perempuan terhadap isu-isu yang relevan dan penting, (3) mengadakan lobi terhadap keadilan dan pemberdayaan perempuan di masyarakat utamanya dalam pekerjaan, (4) mengkampanyekan anti kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak dalam berbagai bentuknya, dan (5) menjalin kerjasama dengan organisasi perempuan lainnya untuk selalu sharingide dan tukar pendapat.
Dengan lahirnya berbagai organisasi perempuan tersebut, diskusi kelompok di antara perempuan semakin intensif. Untuk masalah personal, agama, kewanitaan, pernikahan, masalah jilbab, kenakalan remaja dan konsultasi keluarga dengan disediakannya fasilitas Cyberspace yang bersifat anonim (rahasia).
Last but not least, perempuan Australia pada umumnya tidak mengalami diskriminasi di kalangan muslim minoritas, namun diskriminasi itu terkadang masih dirasakan datang dari masyarakat pada umumnya, dan ini pun karena sangat dipengaruhi oleh keadaan kaum muslimin di luar Australia. Sebagai contoh ketika terjadi pengeboman di Bali dan WTC di Amerika, sikap masyarakat Australia agak menaruh prejudice kepada perempuan-perempuan yang berjilbab.




























BAB IV
PENUTUP


4.1.  Kesimpulan
Salah satu kunci keberhasilan mengapa kaum muslim minoritas di suatu negara dapat bekerjasama secara optimal dengan kaum mayoritas adalah karena mereka di negeri orang bukan sebagai bagian asing dari negara tersebut meskipun negara itu dipimpin oleh seorang yang non-muslim. Oleh karena itu, pemaknaan dar al-Islam dan dar al-Harb tidak berlaku lagi, meskipun mereka mendapat perlakuan yang diskriminatif. Metode hijrah internal adalah metode yang paling bagus dengan sambil membangun social trust bahwa Islam tidak sebagaimana yang dituduhkan oleh kaum mayoritas. Faktor lain adalah dengan selalu melakukan reinterpretasi terhadap ajaran-ajaran klasik dan selanjutnya disesuaikan dengan situasi sosial dan budaya yang ada sehingga hilang akan kesan bahwa Islam adalah agama yang anti kemajuan, anti demokrasi, statis, dan sangar (adanya hukum potong tangan).
Dan yang tidak kalah pentingnya adalah kesadaran bahwa kaum minoritas adalah bagai tamu di negeri orang sehingga apabila ada keinginan harus didialogkan dan dikomunikasikan dengan tuan rumah sehingga akan tercipta keserasian. Mereka dapat melaksanakan tugasnya sebagai muslim secara optimal tanpa harus bertabrakan dengan pemerintah atau bahkan membentuk negara bagian muslim sendiri. Nasib perempuan di Australia, baik pada bidang pendidikan maupun profesi ternyata lebih baik apabila dibandingkan dengan laki-laki, bahkan pada pos-pos tertentu yang selama ini diidentikkan dengan profesi laki-laki seperti insinyur dan arsitek. Keberhasilan ini tentu saja dipengaruhi oleh dua hal penting yaitu terbukanya wawasan di kalangan kaum muslim sendiri dan adanya jaminan pemerintah yang konsisten sebagai negara demokrasi.
Fenomena Islamophobia dapat disikapi sebagai wujud yang natural dari proses prasangka dalam sebuah komunitas masyarakat, namun beberapa hal perlu ditindaklanjuti agar prasangka antar kelompok tersebut tidak makin meruncing dan menimbulkan konflik sosial yang berkepanjangan serta merugikan bagi suatu komunitas masyarakat. Pemahaman yang benar dan positif, keterbukaan pandangan serta kejernihan sikap hidup dan kualitas mental dalam menerima keberadaan kelompok lain akan membantu masing-masing kelompok dalam komunitas masyarakat di dunia ini untuk berkompetisi secara sehat dan menunjukkan keunggulan yang lebih bermanfaat bagi masyarakat luas.
Perkembangan umat Islam di Australia ditinjau dari teori gerak sejarah Arnold Toynbee mengalami fase-fase yang dikembangkan oleh Toynbee terutama dalam konsep Response and Challange. Hegemoni dan dominasi yang dilakukan terhadap kaum muslimin mengakibatkan dinamika yang dialami oleh kaum muslimin di Australia berkembang ke arah kemajuan yang signifikan. Di tengah kemajemukan dan kondisi masyarakat yang multikultur dan multietnis. Islam tampil menjadi agama yang lebih damai dan kaum muslimin muncul menjadi komunitas yang inklusif.

4.2.  Saran
Kajian mengenai Islam di Australia termasuk ke dalam kajian Islam minoritas, tantangan dalam mengkaji masalah ini adalah terbatasnya sumber-sumber yang mengkaji kaum muslimin di Australia secara historis. Disamping itu pertentangan dan konflik antar agama di dunia khususnya Islam, berpengaruh terhadap penulisan sejarah Australia yang hari ini didominasi oleh bangsa Eropa. Maka dari itu penting dalam menggali sumber-sumber yang lebih komfrehensif.
Di dalam penulisan makalah ini kurang dibahas secara luas kondisi politik umat Islam dalam upaya mengatasi Islamophobi di Australia. Oleh karena itu, sangat disarankan kepada peneliti berikutnya agar mengkaji upaya-upaya yang dilakukan politisi muslim Australia dalam mengembalikan kepercayaan masyarakat Australia terhadap Islam.

Post a Comment

silahkan berkomentar bijak dan sesuai dengan topik pembahasan