Taman nasional Lorensz merupakan salah satu taman
nasional terluas yang ada di asia tenggara. Selain itu ekosistem taman nasional
ini juga merupakan ekosistem dengan keanekaragaman hayati paling lengkap yang
ada di asia pasifik. Sebagai sebuah habitat alam yang menarik, kawasan
taman nasional ini juga menjadi satu di antara tiga wilayah di dunia yang
memiliki gletser di daerah tropis. Selain itu, Taman Nasional Lorentz Papua
juga merupakan bagian dari tempat tinggal suku asli Papua yakni Suku Dani
Barat, Suku Sempan, Suku Nduga, dan Suku Asmat, yang telah mendiami wilayah
tersebut sejak 30 ribu tahun lalu. Kabar yang beredar, Suku Asmat
sebagai salah satu suku asli Papua yang mahir dalam memahat patung menjadikan
berbagai sumber daya alam di taman nasional tersebut sebagai bagian dari
kehidupan mereka. Salah satunya terhadap pohon juga hutan. Mereka, orang-orang
Suku Asmat, percaya jika pohon adalah bagian dari tubuh manusia yang kemudian
turut dianggap sebagai tempat keramat bagi arwah nenek moyang. Dengan demikian
pohon, hutan, dan segala isi yang melingkup Taman Nasional Lorentz haruslah
dijaga dengan baik.
Sebagai sebuah cagar alam,
Taman Nasional Lorentz belum terlalu dijelajahi dan dikunjungi banyak orang.
Hal ini disebabkan ekosistem yang terdapat di taman nasional tersebut masih
belum bisa dijangkau dan masih terjaga keutuhannya.
Tiket Masuk :
Gratis
Alamat :
Distrik Sawaerma Kec. Asmat Kab. Asmat, Provinsi Papua.
Pesta
budaya asmat merupakan salah perayaan di kabupaten asmat yang menampilkan
banyak budaya masyarakat asmat. Pesta ini juga salah satu cara kabupaten asmat
untuk melestarikan banyak budaya disana. dalam pesta ini akan banyak ditampilkan hasil karya baik tarian, lagu hingga
karya seni ukiran khas suku asmat. Pesta budaya asmat juga sudah menjadi
andalah kabupaten asal timur. Jadi jika kamu berkunjung kesan kamu bisa
menikmati festival yang biasanya dilakukan setahun ini.
Pesta Budaya Asmat merupakan momen penting bagi seniman di
Asmat untuk menampilkan karya seni yang dibalut kentalnya muatan religi dan
filosofi budaya suku pedalaman di Papua Selatan ini.
Klemens Yowinces adalah
salah satu dari ratusan seniman di negeri sejuta sungai yang terus berusaha
menjaga tradisi seni pahat di tengah modernisasi yang terus mempengaruhi
tatanan tradisional negeri lumpur ini. (John Ohoiwirin).
Tiket Masuk : Gratis (Seikhlasnya)
Alamat : Terdapat di beberapa kampong di Kabupaten Asmat.
3. MUSEUM BUDAYA ASMAT
The Museum Budaya dan Perkembangan Asmat (AMCP) ini terletak di
kota Agats, Provinsi Papua ,Indonesia. Ia disusun oleh misionaris OSC Frank
Trenkenschuh pada tahun 1969 sebagai jalan untuk mempertahankan
kebudayaan-kebudayaan Asmat seni juga memberikan kontribusi ekonomi bagi
orang-orang Asmat. Museum ini dibangun oleh Keuskupan Agats-Asmat, yang juga
memiliki museum. Seniman Amerika Tobias Schneebaum dan Ursula Konrad membantu
dalam membangun museum dan secara resmi museum ini dibuka pada tanggal 17
Agustus 1973.
Museum ini telah memiliki sekitar 1.200 item. disini kamu bisa
melihat banyak hasil karya suku asmat. Mulai dari ukiran hingga baju perang
dizaman dahulu. di museum ini terdapat sekitar 1.200 item hasil karya dari
kebudayaan dan kerajinan masyarakat asmat.
Tiket Masuk : Rp. 5.000
Alamat : Terletak di Kota Agats Provinsi Papua.
Rawa baki daan hutannya bisa dijadikan tempat wisata alam
yang cukup menangtang. Kawasan ini telah ditetapkan sebagai kawasan lindung,
disini setidaknya disini ada 123 hektar wilayah yang memiliki keanekaragaman
hayati yang dilindungi karena mulai punah.
Tercatat
ada 68 vegetasi tumbuhan termasuk beberapa jenis tanaman anggrek langka dan
pohon merbau. “Untuk
faunanya, didapati 19 spesies reptil salah satunya adalah kura-kura moncong
babi (Carettochelys insclupta) , 4 spesies amphibi, 66 spesies burung, dan 21
spesies ikan,”jelas Mambai.
Lebih
lanjut, jelas dia, penetapan Rawa Baki dan Vriendschap sebagai kawasan lindung
perlu didukung dengan sistem pengelolaan yang baik agar tidak terjadi
pelanggaran pemanfaatan kawasan.
juga perlu melibatkan peran berbagai pihak terkait melalui sebuah konsep
perencanaan pengelolaan bersama (Collaborative Management Plan).
Saat
ini, lanjut Mambai, Pemerintah Kabupaten Asmat telah mengeluarkan surat
rekomendasi Bupati No. 522.13/129/BUP/VIII/2014 untuk perubahan fungsi kawasan
dari kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) menjadi kawasan hutan lindung dengan
usulan kawasan seluas 122.738,65 ha. Rekomendasi
ini telah diajukan kepada Gubernur Provinsi Papua. Perubahan sekaligus usulan
penetapan kawasan Rawa Baki dan Vriendschap sebagai kawasan lindung merupakan
hasil dari serangkaian studi yang dilakukan oleh WWF bekerjasama dengan
Universitas Cenderawasih (UNCEN) dan Universitas Negeri Papua (UNIPA) serta
didukung oleh USAID-IFACS. Serangkaian studi yang dilakukan antara lain studi
keanekaragaman hayati, hidrologi, sosial dan budaya,”ungkapnya.
Sementara
itu, Bupati Kabupaten Asmat yang diwakili oleh Asisten III Setda, Muhammad
Iqbal Seringa, SP M.Si mengatakan berdasarkan amanat UU Otonomi khusus bahwa
prinsip pembangunan berkelanjutan perlu memperhatikan aspek penataan ruang,
perlindungan keanekaragaman hayati dan hak-hak masyarakat adat.
“Jadi,
tujuan dilakukan lokakarya pembahasan Collaborattive Management Plan Rawa Baki
dan Vriendschap merupakan salah satu kawasan perlindungan setempat yang
peruntukannya perlu diatur bersama,” paparnya.
Lokakarya
ini dihadiri oleh perwakilan SKPD terkait, Lembaga Masyarakat Adat Asmat
(LMAA), perwakilan dari masing-masing Forum Adat Rumpun (FAR), Keuskupan (SKP),
Pemerintah tingkat Distrik, USAID-IFACS, dan UNIPA.
Melalui
proses Focus Group Discussion (FGD), lokakarya ini merumuskan beberapa poin
penting yaitu Rawa Baki dan Vriendschap disepakati sebagai kawasan hutan
lindung yang pengelolaannya menggunakan skema
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL).
“Disepakatinya
visi-misi, tujuan pengelolahan, strategi pengelolaan dan para pihak yang akan
berkontribusi dalam pengelolaan KPHL Rawa Baki dan Vrindeschap; usulan nama
kawasan menjadi Kawasan Lindung Spritual Rawa Baki dan Vriendschap. Draf
pengelolaan kawasan telah disiapkan dan akan digunakan oleh Pemerintah
Kabupaten Asmat untuk acuan pengelolaan
Rawa Baki dan Vriendeschap masuk dalam salah satu skema model KPHL di Provinsi
Papua,”terangnya.
Tiket Masuk :
Gratis
Alamat :
Terletak di Selatan Papua, Kabupaten Asmat, Provinsi Papua.
5. PANTAI BOKAP
6. PULAU LAK
7. RUMAH ATAS POHON DISTRIK SUATOR
Semoga Informasi ini bermanfaat bagi sahabat Mistertraveller.
jangan Lupa FOLLOW ya agar kalian bisa mengetahui informasi
terbaru dari Explore-traveller seputar destinasi wisata menarik lainnya di
Indonesia.
Sahabat Mistertraveller dimohon kerjasamanya untuk SHARE ya agar tempat wisata yang ada
didaerah kalian banyak dikunjungi baik oleh wisatawan Domestik maupun wisatawan
Mancanegara. Majulah Pariwisata Indonesia.
Thank's You.......!!!
Post a Comment
silahkan berkomentar bijak dan sesuai dengan topik pembahasan